DP3AP2P DIY Desak Usut Tuntas Kasus Dugaan Pembunuhan Remaja
Polisi terus mengusut kasus dugaan pembunuhan yang menimpa SYP (16) asal Dusun Kedulan, Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Polisi terus mengusut kasus dugaan pembunuhan yang menimpa SYP (16) asal Dusun Kedulan, Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman. Hingga saat ini sudah ada lima saksi yang diperiksa oleh pihak berwajib.
Kapolres Sleman, AKBP Wachyu Tri Budi Sulistyono, menyampaikan, hingga saat ini sudah ada lima saksi yang telah diperiksa atas meninggalnya SYP. "Sudah lima saksi yang sudah diperiksa. Ya ada tetangga, dan orang tuanya. Doakan saja supaya cepat terungkap. Kami semua berharap seperti itu," kata dia.
Wachyu menegaskan tidak mudah untuk mengungkap kasus dugaan pembunuhan yang baru saja menimpa bocah 16 tahun tersebut. Karena dari pemeriksaan lima saksi itu, pihak penyidik masih belum mendapat petunjuk yang jelas terkait penyebab kematian SYP.
"Ya tidak mudah, kami belum mendapat petunjuk yang jelas. Sementara itu," jelasnya.
Sampai saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah korban SYP meninggal karena dibunuh dengan motif dendam atau karena dugaan perampokan. Akan tetapi, dari hasil olah TKP kepolisian tidak ditemui barang milik keluarga SYP yang hilang.
Pihaknya berharap dalam waktu dekat, para jajarannya di Polres Sleman dapat mengungkap penyebab kematian siswa kelas IX tersebut.
Kepala DP3AP2 DIY, Erlina Hidayati Sumardi, mengatakan, saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan sejumlah instansi untuk menentukan tindakan, baik berupa dukungan penguatan keluarga korban maupun pendampingan.
"Kami perlu pastikan dulu ke beberapa instansi terkait kasus ini. Di Kalasan ya," katanya saat dikonfirmasi.
Kendati demikian, DP3AP2P DIY meminta supaya penegak hukum mengusut tuntas kasus yang mengakibatkan siswa kelas IX SMP itu tewas bersimbah darah di rumahnya pada (28/7/2021) lalu.
Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak, Beni Kusambodo, menjelaskan, pihaknya belum mendapat gambaran kasus dugaan pembunuhan yang menimpa anak usia 16 tahun tersebut secara utuh. Sehingga dirinya belum bisa berkomentar lebih jauh terkait upaya pendampingan maupun dukungan moril kepada keluarga korban.
"Saya belum mendapat secara utuh gambaran ceritanya. Berkaitan kasus itu nanti kami coba cari tahu gambarannya, dengan menghubungi pihak Kepolisian," ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap akan melakukan pendampingan dan memberikan dukungan spiritual kepada keluarga korban. Selain itu pihaknya berjanji akan melakukan pendekatan kepada keluarga korban, serta meminta pihak kepolisian supaya kasus dugaan pembunuhan tersebut diusut dengan tuntas. (hda)
Baca Tribun Jogja edisi Selasa 3 Agustus 2021 halaman 05.