Kabupaten Bantul

Diduga Salah Sasaran, Anak Pak Lurah di Bantul Terdaftar Penerima Bansos

Data penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Pemerintah Pusat untuk pencairan Mei - Juni bagi warga di Bantul diduga banyak yang tidak tepat sasaran.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Anak Lurah Seloharjo, Bantul sebagai penerima bansos menyerahkan bantuan kepada warga yang berhak dan membutuhkan. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Data penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Pemerintah Pusat untuk pencairan Mei - Juni bagi warga di Kabupaten Bantul diduga banyak yang tidak tepat sasaran.

Di Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong misalnya, sejumlah anak usia pelajar hingga kuliahan terdaftar sebagai penerima bantuan.

Bansos ini dicairkan pada akhir Juli, berbentuk uang tunai Rp 600 ribu, dan dapat tambahan beras 10 kilogram. 

"Saya kaget, bantuan sosial tunai dari Pemerintah Pusat kok banyak anak-anak yang dapat. Sedangkan warga miskin yang membutuhkan justru ada yang tidak dapat bantuan," kata Lurah Seloharjo, Pundong, Mahardi Badrun, Sabtu (31/7/2021). 

Menurut Badrun, dirinya mengetahui banyak bansos yang diduga tidak tepat sasaran ketika Kalurahan mulai membagikan surat undangan untuk pencairan bansos di kantor pos Pundong.

Baca juga: Bansos Dipercepat, Ini Sederet Bantuan yang Bergulir di Bantul 

Banyak penerima yang masih usia anak atau belum menikah.

Di sekitar tempat tinggalnya saja, di Dusun Nambangan, ia menghitung ada sekitar lima anak yang tercatat sebagai daftar penerima bantuan. 

Padahal mereka masih kuliah, baru lulus sekolah menengah atas, hingga ada yang masih pelajar SMA.

Bahkan, anaknya sendiri AR, (19),--belum menikah,-- yang seharusnya tidak dapat bantuan, justru dapat.

Dirinya mengaku tidak tahu-menahu proses verifikasi data di lapangan seperti apa, mengapa anaknya itu terdaftar sebagai penerima bantuan.

"Saya bingung. Kenapa anak saya malah dapat. Mosok anaknya pak Lurah dapat bantuan. Gimana toh dulu pendataannya," ujar dia, bertanya. 

Bukan tanpa sebab Badrun mempertanyakan bagaimana proses verifikasi data bantuan sosial.

Sebab, dirinya tidak mau, hanya karena anaknya terdaftar sebagai penerima bantuan, banyak warga yang menyalahkan dirinya karena tidak dapat bantuan.

Baca juga: Pemda DIY Wacanakan Penyaluran Bansos Melalui APBD, Sasar Warga Terdampak PPKM Darurat

Padahal, Ia mengaku tidak tahu menahu. 

Badrun mengaku tidak bisa berbuat banyak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved