Diduga karena Penyebaran Varian Delta, Tingkat Kematian Pasien Covid-19 di Sleman Tinggi
Tingkat kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Sleman tergolong cukup tinggi. Di DI Yogyakarta, kabupaten ini turut menyumbang angka kasus positif
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tingkat kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Sleman tergolong cukup tinggi. Di DI Yogyakarta, kabupaten ini turut menyumbang angka kasus positif terbanyak dari hari ke hari.
Dari data resmi pemerintah yang diterima Tribun Jogja, hari ini, Jumat (23/7/2021), ada 31 orang Sleman yang meninggal dengan status sebagai pasien positif Covid-19.
Sementara, kemarin Kamis (22/7/2021), ada 51 orang meninggal dan Rabu (21/7/2021) ada 20 pasien menghembuskan napas terakhir.
Baca juga: DPRD Kota Yogyakarta Desak Pembahasan APBD Perubahan, Fokuskan Untuk Penanganan COVID-19
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, penyebab tingginya kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Sleman memang cukup kompleks.
“Lonjakan yang tinggi ini tidak menyingkirkan kemungkinan adanya penyebaran varian baru (atau Delta) yang sudah meluas,” ungkap Joko kepada Tribun Jogja, Jumat (23/7/2021).
Dia menjelaskan, saat terpapar Covid-19, pasien bisa saja mengalami gejala sesak nafas dan desaturasi yang cepat.
Sehingga, ketika kondisi itu terjadi, banyak dari mereka yang segera merujuk ke RS dalam keadaan berat. Padahal, kapasitas RS juga terbatas.
“Kondisi ini menyebabkan beberapa tidak tertolong,” jelasnya.
Sebab lain, kata Joko, masih banyaknya peningkatan aktivitas atau mobilitas sekitar 2-3 minggu sebelum pemberlakukan PPKM Darurat di DIY, termasuk Sleman.
Dia mengatakan, RS di Sleman sudah memprediksi kenaikan kasus. Namun, dia tidak menyangka kenaikan kasus positif Covid-19 terjadi dua kali lipat dari proyeksi.
“Kami proyeksi ini sama seperti bulan Januari 2021, sehingga alokasi bed sesuai dengan proyeksi itu. Ternyata, kasusnya justru naik 2 kali lipat dari bulan Januari,” papar Joko.
Baca juga: Kondisi Memburuk Saat Terpapar Covid-19, 280 Warga Sleman Meninggal Saat Isolasi Mandiri
Otomatis, ketersediaan ruang isolasi di RS menjadi sangat kurang. Hal ini juga berlaku dengan ketersediaan oksigen dan obat-obatan.
Diketahui, di bulan Januari, Kabupaten Sleman juga mengalami kenaikan angka pasien positif corona secara signifikan, yakni sejumlah 3.338 orang.
Angka tersebut terus melandai hingga bulan Mei, meski ada penambahan sedikit di bulan seperti Maret dan April. (ard)