Kondisi Memburuk Saat Terpapar Covid-19, 280 Warga Sleman Meninggal Saat Isolasi Mandiri
Kasus kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Sleman masih belum menunjukkan tanda-tanda menurun. Data dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sleman, hingga
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kasus kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Sleman masih belum menunjukkan tanda-tanda menurun.
Data dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sleman, hingga Selasa (20/7/2021) kemarin, sudah ada 280 warga Sleman meninggal saat isolasi mandiri (isoman).
Setiap kapanewon di Sleman, paling tidak ada 1-2 orang yang meninggal saat menjalani isoman.
Baca juga: Perketat Prokes saat PPKM Level 4, Satgas Covid-19 Kabupaten Magelang Imbau Warga Pakai Masker Dobel
“Sebagian besar dari mereka yang meninggal di rumah saat isoman itu merasa karena di rumah lebih enak daripada di selter atau rumah sakit (RS),” ungkap Koordinator Posko Dekontaminasi Covid-19 BPBD Sleman, Vincentius Lilik Resmiyanto kepada Tribun Jogja, Jumat (23/7/2021).
Dikatakannya, berdasarkan pengalaman tim lapangan, pasien tidak tahu jika dalam 3-4 hari ke depan mereka akan mengalami perburukan.
Saat isoman, sebagian besar pasien juga tidak dipantau oleh tenaga medis. Sehingga, ketika mereka mengalami perburukan tidak bisa tertolong dengan cepat.
“Pas kondisi buruk, saturasi menurun, oksigen mau cari susah, ya mau tidak mau dirujuk ke RS, tapi ternyata tidak sempat atau RS penuh. Banyak kasusnya yang meninggal tapi tes swab PCR belum keluar, keburu drop kondisinya,” beber Lilik.
Ia mengatakan, dalam sehari, pihaknya bisa memakamkan 10-20 pasien meninggal saat isoman.
Baca juga: Tak Perlu Khawatir, Dinsos DIY Jemput Bola Salurkan BST Difabel dan Lansia
“Per 20 Juli 2021 kemarin saja sudah ada 280 orang yang meninggal saat isoman. Mungkin sekarang sudah 300 orang, saya belum cek lagi,” tambahnya.
Kondisi semakin sulit ketika pasien yang terpapar itu adalah warga lanjut usia (lansia) yang memiliki komorbid. Lilik tidak menampik, sebagian besar mereka yang meninggal adalah lansia.
Mereka terpapar dari keluarga yang masih keluar rumah dan tidak sadar dirinya pulang membawa virus.
“Ada juga yang tidak tahu kalau terpapar Covid-19, tiba-tiba meninggal. Seperti pasien di Rusunawa Jongke, dia tidak tahu positif Covid-19 dan meninggal. Kami lakukan swab post mortem dan ketahuan dia reaktif,” tandas Lilik. (ard)