Penjelasan BMKG soal Penyebab Suhu Udara Terasa Lebih Dingin dalam Beberapa Hari Terakhir

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan terkait penyebab suhu udara terasa lebih dingin.

Editor: Muhammad Fatoni
Shutterstock.com
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Suhu udara dalam beberapa hari terakhir terasa lebih dingin, terutama saat pagi dan malam hari.

Hal itu dirasakan di sejumlah daerah, termasuk di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan terkait penyebab suhu udara terasa lebih dingin.

Dalam beberapa waktu belakangan, suhu udara memang mengalami penurunan dan terasa lebih dingin dari biasanya.

Bahkan di wilayah Dieng, Jawa Tengah, seperti dilaporkan Tribun Jateng, selama dua hari berturut dilaporkan muncuk fenomena embun es.

Baca juga: Suhu Dieng Pagi Ini Minus 2 Derajat Celcius, Embun di Rumput dan Tanaman Membeku

Baca juga: Ini Penyebab Hujan Deras Masih Mengguyur Sejumlah Wilayah Indonesia Meski Sudah Musim Kemarau

Kepala UPTD Objek Wisata Dieng Dinas Pariwisata Banjarnegara, Sri Utami, mengatakan suhu udara pada Jumat (16/7/2021) pagi mencapai minus satu derajat.

Embun es yang muncul juga lebih tebal dari hari sebelumnya.

"Minus 1 derajat celcius. Hari ini lebih tebal," ujar Sri Utami diwartakan Tribun Jateng.

Lantas mengapa cuaca belakangan ini bisa sampai turun drastis dan menjadi lebih dingin?

Faktanya suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli - September).

Suhu udara di kawasan Dieng, Banjarnegarqa, Jawa Tengah, Jumay (16/7/2021) mencapai minus 2 (-2) derajat Celcius.
Suhu udara di kawasan Dieng, Banjarnegarqa, Jawa Tengah, Jumay (16/7/2021) mencapai minus 2 (-2) derajat Celcius. (Widjatmiko untuk TRIBUNJOGJA.COM)

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau.

Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia.

Kandungan uap di atmosfer di atas wilayah Jawa Bali juga cukup sedikit, hal ini terlihat dari tutupan awan yang tidak signifikan selama beberapa hari terakhir.

Tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi pun tidak signifikan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved