Korea Selatan Kembangkan Iron Dome Mirip Punya Israel untuk Hadapi Korea Utara, Tapi Lebih Canggih

Korea Selatan Kembangkan Iron Dome Mirip Punya Israel untuk Hadapi Korea Utara, Tapi Lebih Canggih

Editor: Hari Susmayanti
ANAS BABA / AFP
Sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel (kiri) mencegat roket (kanan) yang ditembakkan oleh Hamas ke Israel selatan dari Beit Lahia di Jalur Gaza utara. Israel menghantam Jalur Gaza dengan serangan udara, menewaskan 10 anggota keluarga dan menghancurkan sebuah bangunan yang menampung media internasional. 

Namun, para ahli tampaknya yakin Korea Selatan akan mampu mengembangkan pertahanan rudal yang efektif melawan tembakan artileri dan roket Korea Utara.

Pertanyaannya adalah harga.

"Tidak ada pilihan untuk Korea Selatan, mau bagaimana lagi," kata Jo Dong Joon, direktur Pusat Studi Korea Utara di Universitas Nasional Seoul.

“Korea Selatan khawatir bahwa Korea Utara dapat menembakkan artileri jarak jauhnya tanpa banyak rasa takut akan pembalasan,” ucapnya.

Dorongan untuk mengembangkan sistem pertahanan Korea Selatan datang pada 2010, ketika Korea Utara menembaki pulau perbatasan Yeonpyeong dan menewaskan 4 orang.

Pada 1950-1953, Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata, tidak ada perjanjian damai antara Korea Selatan dan Korea Utara.

Kedua negara kemudian membangun pasukan dan persenjataan di sepanjang zona demiliterisasi (DMZ).

Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik, yang memunculkan perkiraan rival bebuyutannya tidak akan mampu bertahan melawan senjata-senjata itu.

Korea Utara diperkirakan memiliki 10.000 artileri, termasuk peluncur roket di utara DMZ, kurang dari 100 kilometer dari wilayah Seoul yang berpenduduk 25 juta orang, setengah dari populasi Korea Selatan. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved