Skenario yang Disiapkan Pemda DIY untuk Atasi Masalah Keterisian RS Rujukan Covid-19 yang Kian Penuh
Menurut Aji, satu langkah darurat yang harus segera dilakukan adalah dengan penambahan kapasitas ruang perawatan untuk pasien Covid-19.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan sejumlah langkah dan skenario untuk mengatasi masalah keterisian RS rujukan Covid-19.
Seperti diketahui, saat ini tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di wilayah DIY saat ini sudah mencapai lebih dari 99 persen, alias nyaris penuh.
Hal itu dipaparkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji.
Menurut Aji, satu langkah darurat yang harus segera dilakukan adalah dengan penambahan kapasitas ruang perawatan untuk pasien Covid-19.
Aji mengungkapkan, menurut skenario Menteri Kesehatan (Menkes), Pemda DIY perlu menambah sedikitnya 2.000 tempat tidur sehingga tekanan keterisian tempat tidur dapat menurun dari 90 persen ke 60 persen.
"Kondisi BOR (tingkat keterisian) kita sudah sangat tinggi, bisa dibilang 100 persen karena sudah 99 persen sekian. Perlu ada penanganan dengan prediksi seandainya peningkatan konfirmasi positif kita itu 30 persen maka kekurangan bed itu sekitar 2.000." terang Aji saat ditemui di Kompleks Kepatihan usai mengikuti rapat koordinasi bersama pemerintah pusat, Rabu (14/7/2021).
Baca juga: Peta Sebaran Kasus Baru Covid-19 24 Jam Terakhir: Kembali Catat Rekor Tertinggi, Ini Rinciannya
Baca juga: Kemenkes Minta Pemda Dirikan RS Lapangan untuk Tangani Pasien Covid-19
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta akan mengalami masa yang berat jika penyebaran Covid-19 terus memburuk dalam satu hingga dua pekan ini.
Menkes mengatakan kedua provinsi tersebut akan mengalami kekurangan tempat tidur RS, baik untuk isolasi maupun ruang perawatan intensif.
Aji menjelaskan, dalam rapat koordinasi tersebut, pihaknya sempat berdialog dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait masalah ini.
Kementerian PUPR pun berupaya membantu pengadaan RS lapangan dengan memanfaatkan aset-aset yang dimiliki.
Di antaranya adalah Rumah Susun Asrama Mahasiswa PIAT UGM, Rumah Susun Asrama Mahasiswa UNY, dan Rumah Susun khusus ASN BBWS Serayu Opak di Ringroad Utara.
"Beliau (Menteri PUPR) akan bantu siapkan tiga tempat. Satu di rumah susun yang ASN BBWSO itu kapasitas sekitar 272 orang lalu juga di asrama mahasiswa UGM dan UNY yang dibangun PUPR dan itu belum digunakan. Masing-masing bisa menampung 166 orang," terangnya.

Pemerintah pusat pun berjanji untuk membantu pengadaan peralatan medis maupun tenaga kesehatan yang bertugas di RS lapangan.
Menurut Aji, RS lapangan ini tidak terlalu membutuhkan banyak peralatan maupun sumber daya manusia.
Sebab, nantinya RS tersebut akan dijadikan tempat perawatan lanjutan bagi pasien di RS rujukan Covid-19 yang kondisinya sudah membaik.
"Saya kira rumah sakit seperti ini tidak perlu terlalu sangat lengkap peralatannya. Karena idenya rumah sakit (rujukan Covid-19) akan mengampu untuk jadi induknya. Sehingga yang dimasukkan ke rumah sakit (lapangan) ini adalah mereka yang sudah mendekati sembuh," jelasnya.
Disinggung waktu realisasinya, Aji belum memastikan. Sebab, pemerintah baru akan melakukan rapat internal dalam waktu dekat.
"Nanti secepatnya kita akan dikasih tau perkembangannya," terangnya.
Hotel UC UGM dan Wisma Kagama Jadi Selter Pasien Covid-19
Sementara itu, Hotel University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Wisma Kagama telah diresmikan menjadi selter bagi pasien Covid-19.
Selter ini dikelola UGM berkoordinasi dengan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM dan mampu menampung hingga 202 pasien.
“Melihat kondisi rumah sakit yang sudah penuh dan banyak orang tidak mendapat layanan medis yang diperlukan, kami terpanggil memikirkan bagaimana agar hal seperti itu tidak terjadi. Salah satu yang paling mungkin dilakukan adalah mengurangi beban rumah sakit dalam menampung pasien,” papar Rektor UGM, Panut Mulyono, Rabu (14/7/2021).
Sebagai rincian, Hotel UC UGM menyediakan 71 kamar yang masing-masing berisi dua tempat tidur.
Sementara, Wisma Kagama menyediakan 30 kamar dengan dua tempat tidur di setiap kamar.

Di samping itu, terdapat sejumlah fasilitas lainnya seperti ruang observasi dan ruang ganti alat pelindung diri bagi tenaga medis.
Panut menerangkan, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi akan dipantau oleh dokter dan perawat yang ditempatkan di selter tersebut.
“Mudah-mudahan dengan bersama-sama membuat inovasi kebijakan tindakan kita dapat membantu saudara-saudara kita yang mencari pelayanan rumah sakit. Terima kasih atas semua pihak atas kerja sama baik ini,” ucap Rektor.
Update Kasus Covid-19 di DIY
Kasus baru terkonfirmasi Covid-19 di Daera Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (14/7/2021) tercatat mengalami penambahan sebanyak 2.350 kasus.
Dengan penambahan itu maka total kasus terkonfirmasi saat ini menjadi 83.075 kasus dengan jumlah kasus aktif sebanyak 22.628 kasus.
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, mengungkapkan penambahan kasus mayoritas diperoleh dari upaya tracing kontak kasus positif yakni sebanyak 2.105 kasus.
Kemudian disusul periksa mandiri sebanyak 203 kasus.
"Sebanyak 42 kasus belum ada info," ungkapnya.
Distribusi kasus terkonfirmasi Covid-19 menurut domisili wilayah kabupaten dan kota adalah Kota Yogyakarta 252 kasus, Bantul 955 kasus, Kulon Progo 354 kasus, Gunungkidul 332 kasus, dan Sleman 457 kasus.
Baca juga: Bidan Devi Meninggal Setelah Terpapar Covid-19, Isak Tangis Rekan Sejawat Iringi Jenazahnya
Baca juga: Mengintip Aktivitas Relawan Pembuat Peti Jenazah untuk Pasien Covid-19
Untuk pasien yang mengalami kesembuhan, dilaporkan penambahan sebanyak 1.044 kasus, sehingga total sembuh menjadi 58.317 kasus.
"Distribusi kasus sembuh menurut domisili wilayah kabupaten dan kota adalah Kota Yogyakarta 192 kasus, Bantul 207 , Kulon Progo 94, Gunungkidul 338, dan Sleman 213 kasus," terangnya.
Adapun pasien meninggal akibat terpapar virus korona terpantau kembali mencatatkan rekor tertinggi.
Dilaporkan, penambahan sebanyak 65 orang, sehingga total kasus meninggal menjadi 2.130 kasus.
Rincian kasus meninggal berdasarkan wilayah meliputi, Kota Yogyakarta 12 kasus, Bantul 18 kasus, Kulon Progo lima kasus, Gunungkidul delapan kasus, dan Sleman 22 kasus.
( tribunjogja.com/ tro )