Headline
Mereka Bekerja 24 Jam Demi Kemanusiaan Pada Masa Pandemi Covid-19
Jumlah jenazah yang harus dimakamkan dengan protokol tetap penanganan Covid-19 di Sleman cenderung meningkat signifikan sepanjang Juli 2021 ini.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Jumlah jenazah yang harus dimakamkan dengan protokol tetap penanganan Covid-19 di Sleman cenderung meningkat signifikan sepanjang Juli 2021 ini. Alhasil, tim pemakaman dan pemulasaraan di posko dekontaminasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman pun kewalahan.
Mengacu pada data harian permohonan untuk pemulasaraan dan pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 di posko dekontaminasi BPBD Sleman, dalam waktu sehari saja pada 12 Juli kemarin tercatat ada 20 kali permintaan pemulasaraan jenazah. Sebanyak 18 orang di antaranya diketahui meninggal dunia di rumah sendiri.
“Satu jenazah (karena) meninggal di jalan Pasar Jangkang, satu jenazah ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) di tepi jalan Berbah. Pemulasaran oleh RS Bhayangkara," terang Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Makwan, Selasa (13/7/2021).
Pada hari yang sama, posko dekontaminasi juga menerima permohonan pemakaman dengan protokol Covid-19. Dalam sehari itu hingga pukul 23.00 WIB, pihaknya telah menerima permintaan pemakaman sebanyak 59 kali.
Sebanyak 56 jenazah berhasil dimakamkan hari itu juga, sedangkan tiga lainnya dimakamkan pada Selasa (13/7/2021) pagi. Tingginya angka kematian dan jumlah jenazah yang harus dimakamkan dengan protokol tetap Covid-19 membuat personel posko dekontaminasi BPBD Sleman mengaku kewalahan, meski ikhlas melakukannya demi kemanusiaan.
Beruntung, saat ini ada bantuan personel dari sejumlah relawan, komunitas, maupun kalurahan yang sudah memiliki tim pemulasaran dan pemakaman sendiri, sehingga cukup membantu dalam proses penanganan jenazah.
"Dibilang kewalahan, ya kami kewalahan, tapi ini demi kemanusiaan. Kami beruntung, sekarang di-backup tim dari kalurahan, komunitas, dan relawan," kata Koordinator Posko dekontaminasi Covid-19 BPBD Sleman, Vincentius Lilik Resmiyanto.
Pada awal Juli ini, permohonan pemulasaran dan pemakaman jenazah dengan protap Covid-19di Kabupaten Sleman meningkat tajam. Dalam kurun waktu dua belas hari ini saja, pada 1-12 Juli siang, diakui Lilik sudah ada 412 jenazah suspek, probable, maupun konfirmasi yang dimakamkan dengan protap covid-19.
Mayoritas adalah pasien meninggal di rumah sakit rujukan, sejumlah 302 orang. Lalu, pasien yang meninggal di rumah dilaporkan ada 110 orang.
Ia juga tak menampik, selain pasien meninggal di rumah sakit dan di rumah, pada Juli ini, ada tiga orang yang meninggal dunia di dalam mobil saat sedang mencari rumah sakit rujukan Covid-19.
Berbagi tugas
Lilik mengungkapkan, posko dekontaminasi memiliki 7 tim (regu) pemakaman dan pemulasaran jenazah Covid-19, masing-masing beranggotakan 7-8 orang. Saat menjalankan misi pemakaman maupun pemulasaran, anggota dalam satu tim saling berbagi tugas sebagai driver, sprayer, maupun pengangkut peti. Mereka bekerja 24 jam dengan sistem shifting dari pagi hingga malam.
"Dalam satu kali shift, kami menerjunkan 3-4 tim. Mereka bekerja sampai petang, lalu beristirahat dan dilanjut tim berikutnya bergantian," kata dia.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Sleman telah melakukan evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, Senin (12/7/2021) kemarin. Rapat evaluasi secara virtual dipimpin langsung oleh Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. Ia memberi arahan kepada seluruh panewu agar terus melakukan monitoring penerapan PPKM darurat. Mengingat, kasus Covid-19 di Sleman terus bertambah. Hingga kemarin, angkanya sudah mencapai 27.273 kasus. (rif)
Baca selengkapnya Tribun Jogja edisi Rabu 14 Juli 2021 halaman 04.