Wabah Virus Corona

Fakta-fakta Virus Corona Varian Delta yang Terdeteksi di Kabupaten Magelang, Ayo Ketatkan Prokes!

Virus corona varian Delta ternyata sudah terdeteksi di Kabupaten Magelang. Hal tersebut diungkapkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
Shutterstock
Ilustrasi COVID-19 varian delta 

TRIBUNJOGJA.COM - Virus Corona varian Delta ternyata sudah terdeteksi di Kabupaten Magelang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, beberapa waktu lalu.

Satgas melaporkan telah ditemukan kasus Covid-19 varian Delta di wilayah Kabupaten Magelang.

Mobilitas Masyarakat Masih Tinggi, Ribuan Kendaraan Berpelat Luar Magelang Diminta Putar Balik
Mobilitas Masyarakat Masih Tinggi, Ribuan Kendaraan Berpelat Luar Magelang Diminta Putar Balik (dok Polres Magelang)

Penemuan tersebut dilaporkan setelah keluarnya hasil tes pemeriksaan spesimen Covid-19 di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan di Jakarta.

"Awalnya kami mengirim sampel ke B2P2VRP (Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit) Salatiga untuk mengetahui apakah varian Delta sudah masuk wilayah Kabupaten Magelang, karena beberapa wilayah Jawa Tengah juga terindikasi penemuan varian Delta," kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, Senin (12/7/2021).

Nanda mengatakan, petugas kemudian melanjutkan pemeriksaan ke Jakarta. Setelah hasil keluar, didapati bahwa dari dua sampel tersebut menunjukkan adanya temuan varian baru Covid-19 atau varian Delta.

Dengan adanya temuan varian baru tersebut, pihaknya pun meminta masyarakat tidak perlu panik dan khawatir yang berlebihan.

Namun, harus meningkatkan kewaspadaan dengan mengetatkan protokol kesehatan.

"Saya rasa tidak perlu panik yang berlebihan, namun harus disikapi dengan menerapkan prokes yang ketat jangan sampai abai sedikit pun," ujarnya.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk membatasi kegiatan selama pemberlakuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Jika tidak ada keperluan mendesak diminta untuk tetap berada di rumah saja.

"Perlunya kerja sama semua pihak dalam mematuhi PPKM Darurat agar upaya pengendalian angka penularan kasus di wilayah Magelang bisa mereda," ujarnya.

Tribun Jogja merangkum sederet fakta Virus Corona Varian Delta agar kita semua bisa waspada.

Baca juga: LINK Lokasi Vaksinasi Covid-19 Gratis Terdekat, Cukup Klik Covid19.go.id/faskesvaksin

Berikut rangkuman faktanya:

1. Virus Corona varian Delta cepat menyebar dan menginfeksi banyak orang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan varian Delta sebagai jenis virus corona tercepat dan terkuat yang pernah ada.

Tak hanya itu, varian itu sangat mungkin menginfeksi banyak orang, terutama di negara atau daerah dengan tingkat vaksinasi Covid-19 yang rendah.

Hal ini ditegaskan WHO pada Senin, 21 Juni 2021.

Varian delta yang pertama kali diidentifikasi di India, memiliki potensi menjadi lebih mematikan karena jangkauan penularan virusnya lebih besar dibanding varian lain.

Disebutkan dalam berita sebelumnya, varian Delta 40 persen lebih menular dibanding varian Alpha.

Satu orang yang terinfeksi varian Delta dapat menularkan virus yang sama ke 7-8 orang lainnya.

Sementara varian Alpha memiliki angka reproduksi (R) 5,6. Artinya satu orang yang terinfeksi varian Alpha berpotensi menularkan virus ke 5-6 orang lainnya.

Orang yang terinfeksi varian original atau varian Wuhan, dapat menularkan virus ke 3-4 orang lainnya.

2. Gejala infeksi yang berbeda

Data yang dikumpulkan oleh para ilmuwan Inggris menunjukkan bahwa gejala utama infeksi varian delta berbeda dibandingkan dengan yang dialami saat terinfeksi varian sebelumnya.

Menurut data dari ZOE Covid Symptom Study, ditemukan bahwa gejala utama infeksi varian delta adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.

Sementara informasi resmi tentang gejala Covid-19, termasuk dari National Health Service (NHS), mencantumkan demam, batuk terus menerus, dan kehilangan penciuman atau rasa sebagai gejala utama dari infeksi Covid-19.

Salah satu pendiri ZOE, Tim Spector mengingatkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 kini bertindak secara berbeda dan bisa membuat kita mengabaikan gejalanya.

"Mungkin ini hanya terasa seperti pilek atau tidak enak badan, namun sebaiknya tetaplah berada di rumah dan lakukan tes jika mulai muncul gejalanya," sarannya.

Baca juga: Kisah Kades di Klaten Ikut Bantu Warga Jadi Penggali Kubur Covid-19

3. Risiko yang ditimbulkan

Studi dari Imperial College London menunjukkan bahwa varian delta dapat secara signifikan meningkatkan risiko rawat inap akibat Covid-19 yang lebih parah.

Komisaris Administrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Dr Scott Gottliebjuga mengingatkan bahwa AS mungkin mengalami wabah Covid-19 lebih lanjut akibat varian yang sangat menular ini.

"Saya pikir di bagian negara dengan tingkat vaksinasi rendah akan menimbulkan wabah dengan varian baru ini," katanya.

Dia pun mendorong orang-orang agar segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 penuh untuk bertahan dengan baik dari varian baru yang muncul.

Vaksin yang saat ini ada diyakini masih bisa melawan varian baru tersebut. Untuk di AS sendiri, misalnya, vaksin mRNA (Pfizer-BioNTech dan Moderna) memiliki efektivitas sekitar 88 persen.

Sementara Johnson & Johnson dan AstraZeneca disebut memiliki efektivitas 60 persen dalam melawan varian baru. "Jadi, vaksin sangat diperlukan untuk mengendalikan pandemi ini," imbuh dia.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved