DPRD DIY Pastikan Alokasi Anggaran untuk Warga Terdampak Covid-19 Bisa Lebih Luwes
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DI Yogyakarta menegaskan, alokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 akan lebih luwes.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DI Yogyakarta menegaskan, alokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 akan lebih luwes.
Dengan begitu, ada banyak warga kesulitan bisa tertolong. Sehingga, mereka tidak perlu mencari uang di luar agar bisa mematuhi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
“Rekan Pemda DIY, mari kita alokasikan anggaran yang cukup untuk warga kesulitan. Mereka itu kan masih keluar, masih kerja karena kalau tidak kerja, tidak dapat makan,” kata Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana kepada Tribun Jogja, Sabtu (10/7/2021).
Baca juga: 7 Pemilik Zodiak yang Kisah Cintanya Sedang Diselimuti Masalah Minggu 11 Juli 2021
Menurut Huda, permasalahan pengecekan anggaran untuk membantu warga terdampak Covid-19 bisa didiskusikan dengan pihak terkait,
“Duduk bersama KPK, Kejaksaan, Kepolisian, rumuskan masalah administrasi seperti ini agar bantuan bisa turun. Jangan hanya wacana, ini untuk koreksi kita bersama,” jelasnya lagi.
Disinggung perihal pasokan oksigen, dia mengakui belum ada solusi permanen. Awalnya, pemerintah pusat akan menjamin pasokan oksigen ke DI Yogyakarta sebanyak 40,8 ton.
Namun, pada kenyataannya, di lapangan, komitmen itu belum terealisasi.
Dengan begitu, masih banyak RS kekurangan oksigen. Bahkan, masyarakat turut sulit mengisi tabung oksigen. Sehingga, warga yang isoman banyak tidak tertangani.
Baca juga: Restorasi Honda Super Cub C800, Memori Lawas Hidup Kembali
“Pemerintah harus ambil hal yang taktis untuk solusi oksigen ini. Kita memang tidak punya produsen oksigen tapi perlu berkomunikasi dengan daerah lain, perusahaan lain dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” tuturnya.
Dia berharap, ke depan, Pemda DIY mulai mempertimbangkan untuk memiliki produsen oksigen sendiri.
“Memang jauh lebih mahal, tapi daripada kehilangan satu nyawa lagi seperti ini,” tandasnya. (ard)