Terkait Pasien Covid-19 yang Meninggal di Parkiran dan Isoman, DPRD DIY: Butuh Single System!

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY Anton Prabu Semendawai turut menyesalkan atas meninggalnya perempuan berinisial H asal Kapanewon

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
dok.istimewa
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY Anton Prabu Semendawai turut menyesalkan atas meninggalnya perempuan berinisial H asal Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (8/7/2021) malam kemarin.

Menurut Anton, sudah saatnya pihak rumah sakit baik itu swasta maupun rumah sakit pemerintah harus diedukasi.

Bahwasannya pasokan oksigen di DIY tetap diusahakan oleh pemerintah dengan kontrol dari para legislatif.

"Kalau saya tidak hanya masyarakat, tapi para pengelola rumah sakit juga perlu diedukasi, bahwasanya pemerintah mengupayakan pasokan oksigen," katanya, saat dihubungi, Jumat (9/7/2021)

Baca juga: Khasiat Bawang Bombay untuk Membantu Turunkan Gula Darah

Ia menjelaskan, pihak legislatif selalu berkoordinasi dengan Pemda DIY melalui Sekda DIY, bahkan dirinya mengakui sudah berbicara dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait ketersediaan oksigen.

Anton turut menyesalkan lantaran DIY belum memiliki single system yang dapat diakses para direktur di masing-masing RS rujukan Covid-19.

"DIY belum punya single system. Jadi kalau tidak ada ketersediaan oksigen ya larinya ke pemerintah. Terlepas dari RS itu ada atau enggak," ungkapnya.

Persoalan lain, ia meminta supaya pihak rumah sakit harus memperkirakan kapan kebutuhan oksigen di rumah sakitnya mulai menipis.

"Karena seperti kasus kemarin di RSUP Dr Sardjito, mintanya pagi habisnya malam. Padahal kan suplai itu harus ada perjalanan. Kemarin kan dari Jawa Timur," tegas dia.

Oleh karenanya, pihaknya mendesak supaya rumah sakit memberi tahu Pemda DIY jika pasokan oksigen mulai menipis.

"Jangan saat habis baru dilaporkan. Jadi harus melihat persoalan ini secara komprehensif. Saya menyayangkan sekali karena ini menyangkut nyawa orang," terang dia.

Sebagai upaya terkini, kalangan parlemen mendorong pemerintah DIY untuk memperbanyak shelter untuk pasien Covid-19 yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan yang memadai.

"Pengadaan ventilator juga kami sebenarnya bisa. Cuma kendalanya ahli anastesinya," ucap Anton.

Ia meminta supaya rumah sakit sebaiknya menerima pasien yang butuh penanganan.

Terkait biaya dan lainnya, dirinya berharap dari Pemda DIY maupun Kabupaten/Kota turun tangan, entah memberikan subsidi bagi rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved