Sekda Sebut Ketersediaan Bed di 27 RS Rujukan Covid-19 di DIY Dalam Kondisi Kritis
Sekda Sebut Ketersediaan Bed di 27 RS Rujukan Covid-19 di DIY Dalam Kondisi Kritis
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menyatakan bahwa 27 RS rujukan Covid-19 di DI Yogyakarta berada di dalam kondisi kritis.
Hal itu lantaran tingkat keterisian tempat tidur telah melebihi kapasitas RS.
"Kapasitas RS rujukan itu sudah di atas kapastias RS bisa menampung. Sekarang UGD dipakai untuk ruang perawatan, sementara layanan UGD dipindahkan di tenda-tenda," papar Aji dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 bersama pimpinan dewan di DPRD DIY, Selasa (6/7/2021).
Aji menjelaskan, kendati demikian, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancey ratio (BOR) bersifat dinamis. Jika tingkat kesembuhan tinggi maka BOR akan membaik.
Namun saat ini lonjakan kasus positif masih saja terjadi sehingga mempengaruhi BOR di 27 RS rujukan tersebut.
"Kalau meningkat (kasus Covid-19) penuh lagi," paparnya.
Langkah sementara yang ditempuh Pemda DIY adalah menggelar tenda darurat di halaman RS untuk menampung lonjakan pasien yang datang.
Saat ini Pemda DIY telah menerima bantuan tenda darurat dan bunk bed dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Kenapa tidak kita dirikan di tempat lain karena nakes dan alat bisa digunakan di RS bersangkutan," terangnya.
"Kita mendirikan tenda di RS supaya bisa menambah kapasitas RS yang bersangkutan," tambahnya.
Baca juga: Dinsos DIY : BST Dicairkan Bulan Juli, BLT PPKM Darurat Hanya Untuk Kelompok Rentan
Baca juga: Sidak Pasar Kranggan, Wali Kota Yogya Minta Pedagang dan Pengunjung Disiplin Terapkan Prokes
Aji mengakui bahwa langkah ini akan membuat tenaga kesehatan (nakes) bekerja lebih ekstra. Terlebih nakes juga banyak yang terpapar Covid-19 sehingga RS mengalami kekurangan sumber daya manusia.
Hal ini juga berimbas pada kemampuan RS untuk menangani pasien yang terpapar virus korona.
Menurutnya, Pemda DIY telah berupaya untuk melakukan perekrutan di sejumlah sekolah pendidikan nakes.
Namun, hal itu juga masih terkendala lantaran daerah lain juga berebut untuk merekrut nakes.
"Waktu rekrut ternyata digondeli (dibawa) di daerahnya masing-masing. Yang bisa direkrut jadinya tidak banyak," jelasnya.