Sebanyak 29 Ribu Warga Difabel di DI Yogyakarta Diusulkan Jalani Vaksinasi Covid-19
Dinas Sosial (Dinsos) DIY mencatat ada 29 ribu warga difabel yang akan mendapatkan jatah vaksin Covid-19.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Sosial (Dinsos) DIY mencatat ada 29 ribu warga difabel yang akan mendapatkan jatah vaksin Covid-19.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih mengungkapkan, jumlah calon penerima vaksin yang diusulkan kemungkinan akan bertambah.
Sebab, data yang dihimpun Dinsos DIY belum mewakili seluruh kalangan difabel.
Data tersebut hanya mencatat warga yang masuk dalam katagori miskin atau kurang mampu.
Jika mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, sedikitnya ada 800 ribu warga difabel di DI Yogyakarta. Seluruhnya akan diupayakan untuk menerima vaksin Covid-19.
Baca juga: Tindaklanjuti Inpres 02/2021, BUMN dan Anak Perusahaan Tertib Program Jamsostek
"Yang menerima (vaksin) akan lebih dari itu, karena itu kan data yang tidak mampu ya. Kalau data keseluruhan nanti di BPS DIY," jelas Endang, Selasa (6/7/2021).
Saat ini cakupan vaksinasi difabel masih tergolong rendah karena pelaksanaan vaksinasi massal baru dimulai pada Juni 2021 lalu.
Salah satunya di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas, Sewon, Bantul.
"Kita koordinasi dengan Dinkes ada 630 difabel yang dilakukan untuk vaksin. Itu di balai kami," terangnya.
Selain itu, Pemda DIY juga telah melaksanakan vaksinasi bagi penyandang disabilitas pada pertengahan Juni 2021 lalu di GOR UNY.
"Iini kita masih belum selesai memang," paparnya.
Dalam program vaksinasi ini pihaknya juga menggandeng Difabel Siaga Bencana (Difagana) DIY untuk mendampingi calon penerima vaksin.
Difagana DIY baru dibentuk pada 26 November 2017 lalu dan beranggotakan sebanyak 50 orang.
Warga difabel dikatakan sangat membutuhkan pendamping ketika melaksanakan vaksinasi terutama saat berkomunikasi dengan vaksinator.
"Seperti bagi tuna rungu dan wicara kan butuh pendampingan. Tidak mudah untuk berkomunikasi. Teman kami Difagama mereka bergerak bersama untuk membantu teman-teman difabel yang lain dalam pelaksnaaan vaksin untuk komunikasi," paparnya.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan DIY, Yuli Kusumastuti Putri mengucapkan, pelaksanaan vaksinasi massal bagi penyandang disabilitas telah dimulai pada pertengahan Juni 2021 lalu.
Kala itu ada sekitar 300 warga difabel yang mengikuti vaksinasi tersebut.
"Strategi yang dilakukan untuk menghimpun data adalah dengan bertemu organisasi, relawan, dan asosiasi yang bersinggungan dengan kelompok difabel," terangnya.
Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi difabel membutuhkan sarana dan prasarana yang mumpuni.
Misalnya gedung dengan aksesbilitas yang ramah bagi kelompok difabel. Selain itu, vaksinasi juga perlu digelar di tempat yang lapang untuk mencegah kerumunan.
Sebab, proses skrining warga difabel memang cenderung lebih lama.
Selain itu juga diperlukan tenaga untuk mendampingi warga difabel yang hendak menjalani vaksinasi.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, salah satu hal yang tak kalah penting adalah akses transportasi dari kediaman calon penerima vaksin ke lokasi vaksinasi.
Baca juga: UPDATE Rumor Transfer Liga Inggris: Manchester United, Chelsea, Arsenal, Tottenham dan Everton
Sementara itu Ketua DPRD DIY, Nuryadi menuturkan, sebenarnya animo masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19 tergolong tinggi. Di dalamnya termasuk kelompok difabel.
Buktinya pelaksanaan vaksinasi selalu mengundang banyak orang dan justru mendatangkan kerumunan yang dapat meningkatkan potensi penularan Covid-19.
"Keinginan masyarakat terlalu menggebu-gebu, termasuk vaksin. Sehingga malah mendatangkan kerumunan," jelasnya.
Pihaknya pun telah menerima aspirasi dari masyarakat. Bahwa penyaluran vaksin hendaknya bisa didistribusikan hingga tingkat padukuhan. Sehingga pelaksanannya bisa lebih merata.
Otomatis warga difabel tidak perlu melakukan perjalanan jauh ke lokasi vaksinasi.
"Apa tidak mungkin vaksin dilakukan di salurkan ke tingkat padukuhan. Aspirasi ini perlu didegar," jelasnya. (tro)