Ki Manteb Sudarsono

Kisah 3 Wayang Pemberian Ki Manteb Sudarsono Kepada Ki Gading Pawukir Sebagai Tanda Cinta

Kisah 3 Wayang Pemberian Ki Manteb Sudarsono Kepada Ki Gading Pawukir Sebagai Tanda Cinta

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM | Setya Krisna Sumarga
Gadhing Pawukir dan Ki Manteb Sudarsono di kediaman keluarga almarhum Ki Seno Nugroho, Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, 9 November 2020 

TRIBUNJOGJA.COM - Dalang senior Ki Manteb Sudharsono tutup usia hari ini, Jumat (2/7/2021).

Ki Manteb meninggalkan banyak kenangan dan karya bagi dunia wayang kulit di tanah air.

Dalang yang dikenal dengan jargon "Oye" ini dikenal sangat mendukung perkembangan pertunjukkan dunia wayang kulit.

Kepada para dalang muda penerusnya, Ki Manteb tak segan memberi semangat dan wejangan agar dikemudian hari bisa lebih baik dari dalang dalang yang sudah lebih dulu ternama.

Salah satu momen dukungan Ki Manteb terekam Tribunjogja.com saat ia menghadiri peringatan 7 hari meninggalnya dalang Ki Seno Nugroho.

Saat itu Ki Manteb memberikan tiga wayang kulit kepada anak Ki Seno Nugroho, Gading Pawukir.

Baca juga: Begini Resep Membuat Manisan Kolang-kaling Segar Anti-Gagal

Ki Manteb Sudharsono hadir di tahlilan 7 hari meninggalnya Almarhum Ki Seno Nugroho di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul. 
Ki Manteb Sudharsono hadir di tahlilan 7 hari meninggalnya Almarhum Ki Seno Nugroho di Dusun Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul.  (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

 

Tiga wayang tersebut berupa Gatotkaca, Janoko, dan Buta Cakil.

Diberikan tepat 7 hari meninggalnya Ki Seno Nugroho dengan harapan, kelak Gading dapat meneruskan dharma sang Bapak.

Ki Manteb mengatakan, wayang yang diberikan kepada Gading, termasuk Gatotkaca, merupakan wayang sabetan.

Adapun pemberian Janoko dan Buta Cakil, dua tokoh wayang yang selalu dimainkan dalam perang kembang itu, memiliki makna tersendiri.

"Susah-susahnya memainkan wayang itu perang cakil. Maka dari itu, si Gading saya gadang-gadang bisa memainkan perang cakil supaya bagus."

"Paling tidak seperti saya," kata Ki Manteb.

Perang cakil atau perang kembang antara Janoko dan Buta Cakil menurutnya adalah perang gendiran.

Baca juga: INFO CPNS 2021, Pemkab Magelang Membuka 3.327 Formasi CASN dan PPPK 2021

Anak Ki Seno Nugroho, Gading Pawukir dan Nizar menunjukkan wayang pemberian Ki Manteb Sudharsono.
Anak Ki Seno Nugroho, Gading Pawukir dan Nizar menunjukkan wayang pemberian Ki Manteb Sudharsono. (Tribun Jogja// Ahmad Syarifudin)

Ki dalang harus bisa memainkan dua tokoh wayang yang saling berlainan gerak.

"Satu tangan (geraknya) pecilakan, satu tangan lainnya halus. Jadi paling sulit," jelas Ki Manteb.

Pemberian wayang kepada Gading juga dimaksudkan supaya anak Ki Seno Nugroho itu tumbuh rasa cintanya terhadap dunia perwayangan.

"Saya gadang-gadang memang bisa melebihi bapaknya," harap dia.

Selain mewariskan tiga wayang, Dalang yang dikenal dengan Jargon "Oye" itu juga memberikan nama tambahan "Seno Saputro" kepada Gading Pawukir.

Sebab, Gading merupakan anak Seno Nugroho dan sudah dianggap seperti cucunya sendiri.

Dalang beken Ki Seno Nugroho memang telah tiada.

Namun demikian, Ki Manteb Sudharsono tetap optimis kelak di Yogyakarta akan muncul dalang kondang seperti Seno Nugroho.

"Yang saya jagokan anaknya seno itu. Menurut saya mudah-mudahan kacamata saya masih bisa melihat. Anak ini (Gading) akan menjadi baik," ucapnya.

Sama seperti Seno Nugroho yang sudah dianggap anak, Ki Manteb juga membuka pintu lebar kepada Gading jika ingin belajar dalang kepada dirinya.

Pada kesempatan yang sama, Ki Manteb juga sempat menyampaikan pesan khusus setelah Ki Seno Nugroho meninggal dunia.

Pesan itu ditujukan ke semua penggemar Ki Seno Nugroho, serta secara khusus pesan dan permintaan ditujukan ke putra almarhum, Gading Pawukir.

Baca juga: Meninggal Dunia, Berikut Profil dan Prestasi Membanggakan Dalang Kondang Ki Manteb Soedharsono

Anak Ki Seno Nugroho, Gading Pawukir dan Nizar menunjukkan wayang pemberian Ki Manteb Sudharsono.
Anak Ki Seno Nugroho, Gading Pawukir dan Nizar menunjukkan wayang pemberian Ki Manteb Sudharsono. (TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin)

 

Lewat bahasa campuran Jawa dan Indonesia, Ki Manteb secara khusus meminta semua penggemar Ki Seno Nugroho merenung.

“Yang kehilangan bukan hanya kalian, aku kelangan. Seno itu bisa terkenal, laris, aku senang bukan main. Ini berarti apa yang ku tanam benar-benar tumbuh,” kata Ki Manteb.

“Nah, saiki wis dipanggil Gusti, jangkane memang wis tekan semono, kodrate Seno,” lanjutnya sembari meminta siapa saja penggemar fanaik Ki Seno Nugroho merenung.

“Ayo merenung bareng, kalian nanti cari kira-kira siapa dalang yang bisa menggantikan rasa kehilangan Seno. Kira-kira siapa, kalian yang menentukan, bukan saya,” kata ki Manteb.

Dalang yang sabetannya memukai ini mengaku sudah berulang-ulang mengingatkan agar semua dalang dicintai warga.

“Siapapun dalangnya, cintailah, biar wayang kulit semakin membanggakan dan popular.

Meski memang setiap penggemar wayang itu pasti punya idola,” kata Ki Manteb.

Kepada putra almarhum Ki Seno, Gading Pawukir, secara khusus Ki Manteb Sudarsono menyampaikan sederet pesan, permintaan, sekaligus tawaran.

“Seno itu punya bibit bagus, cucuku Gading Pawukir. Ayo nak, bapak sudah tidak ada, aku ya paham bagaimana rasanya kehilangan bapak, tapi sudahilah sedihmu,” pinta Ki Manteb.

“Kamu tangisi seperti apapun, bapak sudah tiada. Unen-unen mengatakan mikul duwur mendem jero, dadi terusno sejarahe bapakmu,” lanjut Ki Manteb.

“Kamu senang wayangnya Mbah Manteb, ayo belajar sama Mbah Manteb. Bapakmu dulu yang membesarkan ya aku,” lanjutnya.

“Bermain wayang lah yang baik, kalau bisa lebihi bapakmu. Ikhlaskan bapakmu, kamu yang meneruskan dharmanya,” ujar Ki Manteb yang masih terus mendalang di usianya yang cukup sepuh.

“Mau meniru bapakmu, apik. Mau meniru Mbah Mantep, ayo, kapan-kapan suk ketemu Mbah Manteb, tak ajari, mumpung Mbah Manteb masih bisa mengajari,” lanjutnya di depan Ki Putut dan Ki Joko Edan.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved