Cerita Sahabat Soal Kebiasaan Merokok Ki Manteb Soedharsono, Coba Berhenti tapi Malah Sering Lupa

Cerita Sahabat Soal Kebiasaan Merokok Ki Manteb Soedharsono, Coba Berhenti tapi Malah Sering Lupa

Editor: Hari Susmayanti
Tribun batam
Ki Manteb Suedharsono 
Petugas membawa wayang Werkudara sesuai amanah Ki Manteb Soedharsono semasa hidup di Dusun Sekiteran, Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jumat (2/7/2021).
Petugas membawa wayang Werkudara sesuai amanah Ki Manteb Soedharsono semasa hidup di Dusun Sekiteran, Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jumat (2/7/2021). (TRIBUNSOLO.com/FRISTIN INTAN)

TRIBUNJOGJA.COM, KARANGANYAR - Dalang kondang asal Karanganyar, Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia di usia 72 tahun pada Jumat (2/7/2021) pagi.

Dalang yang terkenal dengan slogan "Pancen Oye" tersebut meninggal setelah terpapar Covid-19.

Kepergian Ki Manteb Soedharsono ini meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, kerabat, sesama pelaku seni, masyarakat Karanganyar.

Kenangan-kenangan semasa hidup sang dalang pun masih teringat jelas oleh sahabat-sahabatnya.

Salah satunya Sugeng Nugroho.

Kenangan yang selalu tergiang di ingatan Sugeng adalah tentan kebiasaan Ki Mantem Soedharsono merokok.

Dalang asal Kecamatan Karangpandan, Karanganyar tersebut dikenal sebagai perokok berat.

Merokok sudah menjadi Ki Manteb Soedharsono sehingga saat mencoba untuk berhenti, malah membuatnya sering lupa.

"Beliau, rokoknya sejak dulu kencang," kata Sugeng seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Tribunsolo.com, Jumat (2/7/2021).

Menurut Sugeng, Ki Manteb sempat berusaha berhenti merokok pada medio 2015 silam.

Saat itu Ki Manteb sudah mencoba untuk berhenti merokok selama sebulan.

Namun ternyata hal itu malah membuat sang dalang sering lupa, terutama saat pentas wayang.

"Waktu itu coba-coba. Kalau tidak merokok bagaimana. Tidak ada alasan apa-apa bukan alasan kesehatan," ujar Sugeng.

"Beliau (almarhum) waktu itu tidak merokok, jadi lupa naruh wayang. Jadi sering lupa," imbuh Sugeng.

"Beliau bilang, ora udud dadi lali opo-opo (tidak merokok jadi lupa apa-apa), akhirnya merokok kembali," tambahnya.

Tulis Buku Tentang Pedalangan

Semasa hidup, Ki Manteb Soedharsono memang seorang seniman sejati.

Tak hanya fokus menjadi seorang dalang, Ki Manteb juga mencoba untuk menuangkan pengalamannya sebagai seorang dalang dalam sebuah buku.

Namun sayang, buku yang tengah ditulis oleh sang dalang belum selesai .

Sugeng mengaku kalau Ki Manteb saat ini tengah menulis sebuah buku tentang sulukan pedalangan.

"Ide terakhir yang disampaikan beliau dan sampai sekarang belum terlaksana itu, beliau ingin merangkum berbagai cengkok sulukan pedalangan kuno," kata Sugeng, Jumat (2/6/2021).

Ki Manteb, sambung Sugeng, diketahui memiliki arsip atau dokumentasi terkait itu di rumahnya.

"Beliau sempat bilang, 'lakon-lakon kuno aku punya banyak. Ini sudah aku tulis. Kalau sudah selesai nanti tolong diketikan di komputer, ya, dik. Mengko diterbitkan'," ucap Sugeng.

Ki Manteb tidak menggunakan laptop ataupun komputer. Mendiang memilih menggunakan mesin ketik elektrik.

Itu membuatnya lebih marem dalam membuahkan karya.

Sejauh ini, ide Ki Manteb baru dalam tahap proses penulisan. Itu belum selesai lantaran kondisi kesehatan terakhir Ki Manteb.

"Saya belum tahu wujudnya karena masih dalam tahap pengetikan. Menurut beliau sudah diketik," kata Sugeng.

Baca juga: Ki Manteb Sudarsono Pernah Berikan Nama Tambahan Untuk Putra Almarhum Ki Seno Nugroho, Ini Kisahnya

Wayang Warisan Dunia

Jasa Ki Manteb Soedharsono dalam dunia wayang sangatlah besar, salah satunya mendapat pengakuan UNESCO bahwa wayang adalah warisan dunia.

Menurut Sugeng Nugroho, penulis buku "Ki Manteb Soedharsono Pemikiran dan Karya Pedalangannya" untuk mendapatkan penghargaan UNESCO kepada wayang membutuhkan waktu hingga setahun lamanya.

"Waktu itu dari tahun 2003 pihak Sekretariat Nasional Perwayangan Indonesia, dan Persatuan Pedalangan Wayang Indonesia mengusulkan agar wayang masuk warisan dunia," katanya pada Jumat (2/7/2021).

"Baru tahun 2004 penghargaan itu diserahkan," ujarnya.

Sugeng menyebutkan, bahwa saat itu Indonesia harus bersaing dengan negara lainnya yang juga berusaha meraih penghargaan dari UNESCO di bidang warisan budaya.

"Ada sekitar 138 negara yang mengajukan, tersisih 28 negara dan Indonesia yang meraih penghargaan" ujarnya.

Mereka tampil dalam kompetisi di Prancis dan Ki Manteb Sudarsono hanya diberi kesempatan tampil selama 5 menit.

"Bisa dibayangkan sebuah penampilan wayang yang biasanya berjam-jam dan ini hanya dibawakan dalam lima menit," terangnya.

"Kala itu Ki Manteb membawakan pagelaran wayang yang berjudul "Kematian Dasamuka"," imbuhnya.

Selama perjalanan Ki Manteb bersama tim mendapatkan dukungan luar biasa dari Bupati Wonogiri saat itu, Begug Poernomo Sidi.

"Pada saat itu rombongan difasilitasi dari latihan di Wonogiri hingga tiket perjalanan keliling Eropa," ucapnya.

Sosok Dalang Legenda

Satu per satu sahabat mengungkapkan kebaikan dalang londang Ki Manteb Soedharsono.

Di antarantya mantan Wali Kota Solo yang sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan Solo, FX Hadi Rudyatmo.

Menurut Rudy, Ki Manteb itu sosok seniman dan budayawan yang selalu mengedepankan kebersamaan.

Artinya beliau paham betul dan selalu mengedepankan Pancasila.

"Dengan meninggalnya Ki Manteb, Indonesia dan dunia jelas merasa kehilangan," katanya kepada TribunSolo.com. Jumat (2/7/2021).

"Beliau dalang penuh talenta yang mampu menjelaskan arti ideologi Pancasila," ujarnya.

FX Rudy mengatakan, sosok Ki Manteb ini merupakan pribadi yang hangat.

Almarhun tidak pernah membedakan suku, agama, golongan, bahkan kasta.

"Semua dianggap sebagai bangsa Indonesia," dia.

Dalam regenerasi, Rudy melihat belum ada sosok dalang yang menyamai Ki Manteb.

"Paling tidak beliau jadi sosok panutan di dunia pedalangan wayang kulit," ujarnya. (*)

Baca Selanjutnya: Wasiat ki manteb soedharsono sebelum berpulang ingin dimakamkan bersama wayang werkudara

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved