Forum Sambatan Jogja: Relawan Kelelahan, Pasien Covid-19 Isoman Meninggal, Minta Negara Segera Hadir
ondisi penularan dan kenaikan kasus Covid-19 di DI Yogyakarta telah memasuki fase yang mengkhawatirkan. Beberapa hari terakhir jumlah kasus Covid-19
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kondisi penularan dan kenaikan kasus Covid-19 di DI Yogyakarta telah memasuki fase yang mengkhawatirkan.
Beberapa hari terakhir jumlah kasus Covid-19 di DI Yogyakarta yang dilaporkan menyentuh angka 700 hingga 800 kasus lebih per harinya.
Hal ini diperparah dengan fakta bahwa tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit yang ada di DI Yogyakarta pada 29 Juni 2021 udah melebihi 90 persen.
Baca juga: Sebanyak 157 Warga Binaan di Rutan Kelas IIB Bantul Jalani Vaksinasi Covid-19
Artinya hampir smeua rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 nyaris penuh.
Di DI Yogyakarta ada relawan yang membantu pasien Covid-19 untuk mencari rumah sakit yang masih bisa menampung mereka.
Namun semakin banyaknya pasien Covid-19 menjadikan relawan mulai merasa kewalahan dan kelelahan.
Hal ini membuat para relawan mendesak Pemda DIY dan pemerintah pusat mengambil kebijakan tegas di lapangan dan tidak sekedar menyampaikan imbauan saja.
Hal itu mengemuka dalam konferensi pers yang disampaikan organisasi gerakan kemanusiaan Sambatan Jogja (Sonjo) yang dilakukan secara daring, Rabu (30/6/2021).
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Dr Rimawan Pradiptyo selaku inisiator Sonjo mengatakan pihaknya menerima keluhan dari para relawan yang selama ini bekerja di lapangan karena meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di tengah masyarakat dan banyaknya rumah sakit yang terisi penuh sehingga menutup layanan Covid-19.
Bahkan yang membuat miris, pasien yang memilih isolasi mandiri di rumah akhirnya meninggal dunia.
Menurutnya pemerintah daerah dan pemerintah pusat segera turun tangan karena jika lonjakan kasus ini tidak ditanggulangi maka Indonesia berada dalam ancaman bencana kemanusiaan.
“Situasi sangat berat, selain relawan yang kelelahan, ada pasien Covid-19 yang dilarikan cari IGD namun akhirnya meninggal,” katanya.
Rimawan Pradiptyo menuturkan pihaknya sudah mendesak pemda dan pemerintah pusat untuk membangun shelter dan rumah sakit khusus lapangan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten.
Bahkan juga dibangun untuk shelter tingkat Desa.
“Seperti di Bantul dan Sleman, shelter Kabupaten sudah penuh, problemnya tinggal mengaktifkan shelter desa. Apalagi sudah banyak saudara kita yang wafat di isoman. Banyak juga yang tidak masuk ke IGD karena penuh, kondisi itu tidak bisa kita pungkiri,” paparnya.