Saat Anak-anak Sejenak Melupakan Gawainya di Sanggar Alam di Perbukitan Prambanan

Sanggar Alam Budaya, di Joerang Gallery di Dusun Candisari, Wukirharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman dibuka secara resmi pada Sabtu (26/6/2021)

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM
Anak-anak asyik bermain di alam terbuka di Sanggar Alam Budaya, di Dusun Candisari, Desa Wukirharjo, Prambanan, Sleman, Sabtu (26/6/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Puluhan anak di Sanggar Alam Budaya, di Dusun Candisari, Wukirharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman tampak larut dalam keceriaan. Mereka tertawa bersama dan saling bercerita. Ada yang bercerita tentang mainan barunya, ada pula yang bercerita tentang hewan peliharannya. Sejenak, mereka tampaknya melupakan gawai dengan aneka permainan dan hiburan modern yang kerap kali menyita begitu banyak waktunya.

Sementara di sudut lainnya di Sanggar Alam Budaya Dusun Candisari, Wukirharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman ini tampak anak-anak berjajar di panggung di atas sungai berdinding tanah, mereka bernyanyi dengan diiringi petikan gitar. Penampilan mereka ini disaksikan oleh para orang tua mereka yang duduk lesehan beralas tikar.

Itulah salah satu pemandangan saat acara soft opening Sanggar Alam Budaya di Pendopo Joerang Gallery pada Sabtu (26/6/2021) pagi.

Baca juga: Pengembangan Kawasan Wisata Candi Prambanan, Fokus pada Penambahan Varian Kesenian Tradisional

Acara ini menandai dibukanya sanggar alam yang berada di kawasan perbukitan Prambanan tersebut.

Anak-anak asyik bermain di alam terbuka di Sanggar Alam Budaya, di Dusun Candisari, Desa Wukirharjo, Prambanan, Sleman, Sabtu (26/6/2021)
Anak-anak asyik bermain di alam terbuka di Sanggar Alam Budaya, di Dusun Candisari, Desa Wukirharjo, Prambanan, Sleman, Sabtu (26/6/2021) (TRIBUNJOGJA.COM)

Pengelola sanggar budaya, Syarif Wiwid Kurniawan mengatakan bahwa sanggar alam ini memang ditujukan sebagai wadah untuk mengakrabkan anak-anak dengan seni dan budaya. Harapannya, ini menjadi langkah kecil untuk 'nguri-uri' kebudayaan. Sehingga anak-anak tidak melupakan berbagai wujud seni dan budaya di tengah zaman yang kian modern.

Tampaknya memang tak berlebihan, lantaran Sanggar Alam Budaya ini memiliki sejumlah agenda kegiatan yang mampu menjawab tantangan tersebut. Di sini tersedia kelas angklung, kelas vokal, kelas menggambar, kelas alat musik perkusi, kelas membatik, kelas berbagai musik hingga kelas ketoprak.

Baca juga: Rahasia Kemegahan Arsitektur Candi Prambanan : Berdiri Kokoh di Atas Endapan Merapi Tepi Kali Opak

Kelas-kelas tersebut dibuka seiap hari dari Senin sampai Sabtu dengan penjadwalan waktu setiap sesinya. Jadwal ini pun nantinya akan disesuaikan lagi terutama ketika anak-anak sudah mulai masuk sekolah luring.

"Ini kan seperti sekolah alam informal, jadi kami yang menyesuaikan dengan jadwal mereka, fleksibel saja," tambahnya.

Anak-anak asyik bermain di alam terbuka di Sanggar Alam Budaya, di Dusun Candisari, Desa Wukirharjo, Prambanan, Sleman, Sabtu (26/6/2021)
Anak-anak asyik bermain di alam terbuka di Sanggar Alam Budaya, di Dusun Candisari, Desa Wukirharjo, Prambanan, Sleman, Sabtu (26/6/2021) (TRIBUNJOGJA.COM)

Adapun setiap bulan akan digelar pentas di sanggar untuk melihat perkembangan para peserta didiknya. Sementara setiap triwulan akan digelar pentas di luar sanggar, serta setiap tahun digelar pentas pagelaran untuk mengasah mental dan kemampuannya pentas di depan banyak orang.

"Tentunya lebih banyak hal positif, dibandingkan dengan sibuk dengan gawai," katanya.

Sebagai informasi, sanggar alam ini terbuka juga untuk mereka yang berasal dari daerah lain, dan tak terbatas pada anak-anak saja. Siapa pun bisa ikut belajar di sini selama memiliki ketertarikan akan budaya dan seni.

Sementara itu Sekretaris Desa Wukirharjo, Giyanto yang hadir dalam acara soft opening itu mengatakan bahwa pihak desa sangat menyambut baik keberadaan sanggar alam tersebut. Pihaknya pun sudah menganggarkan dalam pos pendapatan dan belanja kelurahan utamanya untuk pemberdayaan potensi-potensi daerah.

Dirinya menekankan bahwa ini merupakan upaya dalam rangka menggali potensi-potensi seni dan budaya yang ada di wilayahnya. Pihak pemerintahan desa pun cukup responsif melihat ini sebagai peluang untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan kepada para wisatawan.

Caranya dengan mengikutsertakan mereka dalam pementasan seni di obyek wisata besar semisal Obelix Hills yang memang berada di wilayah Wukirharjo. Mereka akan pentas di obyek wisata tersebut di depan para wisatawan yang datang dari berbagai penjuru daerah di Indonesia bahkan dari mancanegara.

"Sehingga mereka tidak hanya sebagai penonton dari majunya sektor pariwisata, tapi juga sebagai pelaku wisata juga lewat berbagai kegiatan seni dan budaya," tutupnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved