Penjelasan Ketua IDI soal Bahaya Varian Delta Virus Corona: Lebih Banyak Menular pada Orang Muda
Menurut Daeng, kondisi ini bisa jadi disebabkan individu yang berusia muda sering mengesampingkan gejala-gejala penyakit yang bersifat ringan.
TRIBUNJOGJA.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng Muhammad Faqih, mengatakan varian delta virus corona yang kini sudah menyebar di Indonesia lebih berbahaya bagi masyarakat.
Saat ini, varian mutasi ganda asal India ini justru banyak menular kepada individu berusia muda.
"Untuk varian delta, selain lebih cepat menular, juga lebih berbahaya. Mulanya menimbulkan gejala ringan, tapi perburukannya menjadi lebih cepat. Jadi sesak nafas, pegal-pegal, dan sebagainya lalu lebih cepat memburuk," ujar Daeng dalam diskusi virtual bertajuk "Covid-19 Meradang Setelah Libur Panjang" pada Sabtu (19/6/2021).
"Varian delta ini justru sekarang banyak menularkan ke yang masih muda-muda. Lalu langsung datang (ke fasilitas kesehatan) dalam kondisi yang berat," lanjutnya.
Baca juga: Sebaran Kasus Baru COVID-19 hingga Sabtu 19 Juni 2021 Pagi Ini, Berikut Data Rinci di 34 Provinsi
Baca juga: Pegawai Pemkot Yogyakarta yang Terpapar COVID-19 Bertambah Jadi Total 17 Orang
Menurut Daeng, kondisi ini bisa jadi disebabkan individu yang berusia muda sering mengesampingkan gejala-gejala penyakit yang bersifat ringan.
Padahal, dengan adanya mutasi, varian delta memiliki kecenderungan perburukan lebih cepat.
"Sehingga masyarakat usia muda yang datang banyak yang langsung dengan gejala berat. Ini yang kita khawatirkan. Jika demikian kondisinya, potensi kesembuhan makin kecil," tegas Daeng.
Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan salah satu varian yang saat ini menjadi perhatian pemerintah adalah varian delta B.1.617.2 atau varian mutasi ganda dari India.
Menurut data Kementerian Kesehatan, varian ini banyak ditemukan di DKI Jakarta, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Bangkalan.
Varian ini diketahui menyebabkan penularan Covid-19 terjadi secara lebih cepat.

Wiku mengungkapkan, hingga saat ini penelusuran asal kedatangan varian delta virus corona masih terus dilakukan.
Menurutnya, untuk memetakan persebaran virus ini, penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
"Hingga saat ini penelusuran asal varian delta masih dilakukan. Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar," tutur Wiku.
"Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri darimana virus tersebut berasal, darimana masuknya dan menyebar ke mana saja," tambahnya.
Tanda-tanda yang Muncul
Dikutip dari Kompas.com, Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM, Gunadi, mengatakan ditemukan 28 dari 34 sampel atau sekitar 82 persen, merupakan varian Delta.
Kasus COVID-19 di Kudus belakangan memang mendapat banyak sorotan setelah meningkat tajam dalam waktu singkat.
Lantaran mulai maraknya penduduk yang terinfeksi Virus Corona varian Delta ada baiknya Anda semakin waspada.
Selain menjaga kesehatan ada baiknya untuk mengenali ciri-ciri terinfeksi Virus Corona varian Delta.
Berikut beberapa ciri dan gejala yang akan dialami oleh pasien jika terinfeksi oleh virus COVID-19 varian Delta, menurut Profesor kedokteran darurat dan kesehatan internasional di Johns Hopkins University Dr Bhakti Hansoti :
Berikut beberapa gejalanya:
- Sakit perut
- Hilangnya selera makan
- Muntah
- Mual
- Nyeri sendi
- Gangguan pendengaran
Baca juga: UDPATE Covid-19: Inilah Sebaran Varian Baru Covid-19 di Indonesia
Baca juga: Masih Tinggi, 592 Kasus COVID-19 Bertambah Hari Ini di DI Yogyakarta
Gejala varian Delta ini membuat sebagian besar pesien yang terinfeksi Virus Corona varian Delta harus dirawat di rumah sakit dan beberapa diantaranya memerlukan bantuan oksigen.
Sementara itu, profesor epidemiologi genetika di King's College London, Tim Spector menyebut gejala yang timbul akibat infeksi virus varian Delta terasa seperti flu yang parah.
"Covid sekarang berbeda, dia lebih menyerupai flu yang parah. Orang-orang mungkin berpikir hanya mengalami flu musiman dan mereka tetap pergi ke pesta, kami pikir ini masalah," kata Tim.
Tim juga menjelaskan beberapa gejala yang paling banyak dilaporkan oleh penderita COVID-19 varian Delta, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.
(*/kompas.com)