Hati-hati, Gunung Merapi Erupsi Lagi
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyampaikan pada periode pengamatan pukul 00.00-06.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi masih terus menunjukkan aktivitas erupsi hingga pagi, Kamis (17/6/2021). Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menyampaikan pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB, teramati gunung terlihat jelas 0-I hingga kabut 0-III, namun asap kawah tidak teramati.
Pada periode ini, cuaca di gunung Merapi berawan dan mendung. Angin bertiup ke arah Barat Laut. Suhu udara 13-19 derajat celsius, kelembaban udara 73-75 persen, dan tekanan udara 838-919 mmHg. Aktivitas kegempaan yang terjadi di antaranya 32 gempa guguran, 3 gempa hembusan, 12 gempa hybrid/fase banyak dengan durasi 6 hingga 10 detik.
Meskipun pada rentan pukul 00.00 hingga 06.00 pagi tidak ada awan panas guguran, namun update terkini pada pukul 07.10 WIB telah terjaga awan panas guguran yang tercatat di seismogram dengan aplitudo 16 mm dan 191 detik. "Jarak luncurnya sejauh 2000 meter ke arah Barat," ujar Hanik.
Ia menyampaikan, Gunung Merapi sampai saat ini masih berstatus siaga (level III). Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ungkap Hanik.
Ia menambahkan, penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan. (hda)
Selengkapnya baca Tribun Jogja edisi Jumat 18 Juni 2021 halaman 04.