Swab Massal Covid 19

Ratusan Warga Bangunkerto Jalani Uji Swab Massal

Sebanyak 140 warga RT 5 Pedukuhan Kendal, Kalurahan Bangunkerto, Kapanewon Turi, Sleman mengikuti uji swab massal, Senin (14/6/2021).

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM / Ardhike Indah
Kegiatan tes swab massal di Dusun Kendal, Desa Bangunkerto, Kapanewon Turi, Sleman, Senin (14/6/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sekitar 140 warga RT 5 Pedukuhan Kendal, Kalurahan Bangunkerto, Kapanewon Turi, Sleman mengikuti uji swab massal, Senin (14/6). Hal itu menyusul adanya 30 warga RT setempat yang dilaporkan positif Covid-19.

Awal mula kasus ini diduga karena seorang warga yang sedang menunggu hasil tes swab PCR justru keluar rumah, alih-alih mengisolasi diri. Menurut Plt Panewu Turi, Subagyo, ada salah satu warga yang bekerja di sebuah kantor di Jalan Magelang.

Ternyata, rekan kerja warga itu terkonfirmasi positif Covid-19. Maka, warga tersebut pun ikut menjalani tes swab sebagai kontak erat dari rekan kerjanya itu. Hasilnya belakangan diketahui positif.

“Waktu menunggu hasil PCR, dia tidak bilang tetangganya (bahwa termasuk kontak erat), kemudian bersosialisasi dengan warga lain. Kata warga, orang itu ikut kegiatan gotong royong,” ungkapnya ketika dihubungi Tribun Jogja, Senin (14/6/2021).

Mengetahui hal tersebut, pihak Satgas Covid-19 Padukuhan Kendal segera melakukan penelusuran riwayat kontak erat warganya tersebut. Hasilnya, didapati 30 orang terinfeksi Covid-19.

Satgas Covid-19 setempat menurut Subagyo kemudian berinisiatif melakukan pemeriksaan massal di wilayah tersebut, yang digelar Senin kemarin. Adapun 30 orang yang sudah terinfeksi itu juga langsung diminta untuk melakukan isolasi mandiri agar penularan tidak terus merebak.

Agar kasus tak terulang dan meluas, Subagyo mengatakan pihaknya sudah mengimbau warga yang menjalani uji swab pada Senin kemarin untuk tidak keluyuran, mengingat hasil uji swab baru akan diumumkan 1-2 hari ke depan, tergantung kapasitas laboratorium.

Menurut Subagyo, masih banyak juga warga pedesaan yang belum paham pentingnya protokol kesehatan (prokes). Mereka jarang menggunakan masker, padahal itu salah satu cara untuk mencegah penulaan virus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menambahkan, penularan di Pedukuhan Kendal belum bisa disebut klaster. Pasalnya, pola penularan belum jelas dan masih menunggu hasil swab ratusan warga.

“Mereka ingin di-tracing dan testing, tapi takut viral juga. Jadi, ada kecenderungan berhati-hati,” tandasnya. (ard)

Selengkapnya baca Tribun Jogja edisi Selasa (15 Juni 2021) halaman 08.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved