Angka Stunting Meningkat, BKKBN Gandeng Swasta Untuk Canangkan Bayi Hebat
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan program bayi hebat. Tujuannya adalah untuk menekan angka stunting nasional.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan program bayi hebat. Tujuannya adalah untuk menekan angka stunting nasional.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan angka stunting nasional meningkat, terutama selama pandemi COVID-19. Tahun 2019, angka stunting nasional adalah 27,67 persen.
"Itu angka resmi, dengan catatan pandemi stunting naik. Para ahli memprediksi tahun 2020 angka stunting bisa naik sampai 32,5 persen," katanya, Senin (14/06/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS: 275 Warga Binaan dan Petugas di Lapas Narkotika Pakem Sleman Terpapar Covid-19
Ia melanjutkan bayi hebat adalah sebuah program agar bayi tumbuh sehat dan tidak stunting.
Caranya adalah dengan memantau 1.000 hari pertama kehidupan.
Pihaknya telah mencanangkan 1.000 mitra untuk 1.000 hari pertama kehidupan.
Melalui program tersebut, BKKBN menggandeng berbagai pihak, khusus swasta hingga NGO.
Tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri.
"Kalau BKKBN diminta untuk mengatasi stunting, kami ingin semua ibu hamil didampingi PKK, kader, dan bidan. Ada lima juta ibu hamil per tahun," lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting BKKBN DIY, Yuni Hastuti menambah pihaknya akan mendampingi ibu hamil dari keluarga miskin hingga bayi berusia 2 tahun.
Menurut dia, bayi dari keluarga dengan ekonomi rendah rentan stunting.
Baca juga: Tanggapan Apdesi DIY Soal Klaster Covid-19 di Perkampungan yang Terus Bermunculan
Di Padukuhan Bekelan, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan ada 18 keluarga yang menjadi pilot project 1.000 hari pertama kehidupan.
"Ibu yang punya bayi di bawah 2 tahun, yang tidak mampu kita monitoring. Selama kehamilannya kami berikan makanan tambahan setiap bulan," tambahnya.
Selama memenuhi makanan tambahan untuk, pihaknya juga memberdayakan masyarakat sekitar.
"Kami manfaatkan kearifan lokal, contohnya setiap minggu kami berikan susu kedelai, karena di Padukuhan Bekelan, Tirtonirmolo, Bantul ada warga yang membuat susu kedelai. Produk makanan lain juga kami beli dari masyarakat, tidak di toko besar," tutupnya. (maw)