Gaspol 52

Penampakan Unik Vespa Kepik Hasil Modifi Bajaj Super 1973

MEMBANGUN motor kustom adalah sebuah karya seni. Layaknya karya seni pada umumnya, terdapat filosofi di dalamnya.

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Agus Wahyu
Tribunjogja/R Hanif Suryo
Vespa Kepik, tunggangan unik Chandra Ardhiansyah, pemuda asal Kloron, Segoroyoso, Pleret, Bantul. 

BEGITU pula Bajaj Super bikinan tahun 1973 milik Chandra Ardhiansyah (20), yang ia sulap menjadi 'Vespa Kepik'. Ya, kepik atau yang dalam bahasa Indonesia yang berarti kumbang, bak menggambarkan siklus penggarapan

Vespa Kepik milik Chandra, yang digarap dalam rentang waktu yang panjang serta bertahap.
Chandra mengatakan, ide pembuatan alias konsep Vespa Kepik ini terinspirasi nama panggilan akrabnya di kampung halamannya di Desa Kloron, Segoroyoso, Pleret, Bantul.

"Paraban atau nama panggilan akrab saya di kampung itu Kepik, yang dalam bahasa Indonesia berarti kumbang. Lalu, tercetus ide untuk membuat tampilan

Bajaj Super yang merupakan tunggangan pertama saya ini, bentuknya diubah menjadi seperti kumbang," ujar Chandra kepada Tribun Jogja, beberapa waktu lalu.

Tampilan Bajaj Super milik Chandra ini memang 'menyihir' siapa saja yang melihatnya di jalanan. Bagaimana tidak? Bagian tameng atau bodi bagian depan dan juga bagian lantai ia pangkas, sehingga bentuk bodinya menjadi lebih ringkas.

Praktis, bagian bodi yang juga merupakan rangka Bajaj Super ini menyisakan bagian belakang saja. Sekilas, Bajaj Super ini bentuknya menyerupai kumbang, apalagi warna jingga membuat Bajaj Super ini makin mencolok tampilannya.

Diceritakan Chandra, Bajaj Super 1973 ini ia beli dari tetangga desa sekira 2012. Ketika itu, ia yang masih duduk di bangku SMP tertarik membeli skuter klasik ini, lantaran ada temannya yang juga telah memiliki sebelumnya.

Bajaj Super 1973 ini ia dapatkan dengan harga murah saat itu, sekira Rp1,5 juta. Akan tetapi, Bajaj Super miliknya ini dalam kondisi bahan, alias apa adanya.

"Kondisinya saat itu tanpa cat, atau hanya kaleng saja. Beberapa bagian berkarat, bahkan kondisi lantai Bajaj Super ini sudah rusak. Lantaran ketika SMP itu, juga masih belum memiliki biaya untuk memperbaiki. Sempat saya memalangkan besi untuk memperkuat bagian bodi sekaligus rangkanya," kata Chandra.

Secara bertahap, Chandra merestorasi Bajaj Super miliknya. Namun lantaran kondisi lantai skuter tunggangannya yang tak terselamatkan akibat keropos, ia pun memutuskan memangkasnya di bengkel Kandang Kebo Garage (@kandangkebo_garage).

"Di samping karena paraban saya di desa itu Kepik, alasan lainnya bagian lantainya rusak parah. Kemudian dari Kandang Kebo Garage juga memberikan masukannya dalam pengerjaan motor ini," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, tak ada kesulitan berarti dalam pengerjaan motor ini. Hanya saja, yang menjadi tantangannya ialah penggarapan kaki-kaki bagian depan.

"Tak ada kesulitan sih sebenarnya dalam proses pengerjaan, hanya saja bagian kaki-kaki depan butuh beberapa penyesuaian," ujarnya.

Selain bagian kaki-kaki, ada beberapa bagian lainnya yang juga dikustom, di antaranya setang, slebor depan, juga bagian bodi motor. Bukan hanya memangkas tameng dan lantai, namun juga membuat pijakan kaki.

Sementara untuk pengereman, ada beberapa ubahan yang ia terapkan pada tunggangannya. Tuas persneling tetap di tangan alias handle sebelah kiri, sedangkan handle bagian kanan tak lagi berfungsi sebagai rem depan, melainkan menjadi rem belakang.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved