Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif : Penanganan Pertama Cedera Saat Berolahraga ala Fisioterapis PSS Sleman
Penanganan pertama cedera saat berolahraga menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan apabila tak ingin cedera menjadi berkelanjutan.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM- Tujuan berolahraga adalah untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar, namun kegiatan itu juga memiliki risiko cedera.
Tentu saja, penanganan pertama cedera saat berolahraga menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan apabila tak ingin cedera menjadi berkelanjutan.
Akan tetapi, saat ini masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya penanganan cedera.
Misalnya, sudah tahu cedera namun tetap melanjutkan berolahraga atau meminta bantuan tukang urut terlebih dulu sebelum mencari pertolongan medis.
Padahal cedera kecil saja mungkin akan berdampak besar di kemudian hari.
Menurut fisioterapis PSS Sleman, Lutfinanda Amary, apabila terjadi cedera, maka perlu ditangani secepatnya.
Simak wawancara eksklusif Tribunjogja.com berikut ini:
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Fisioterapis PSS Sleman, Lutfinanda Amary
1. Apa kabar? Saat ini sedang sibuk apa?
Saat ini masih sibuk-sibuknya mendampingi anak-anak (PSS Sleman) di pre season, hampir tiga minggu. Jadi untuk latihan sedang intens-intensnya.
Apalagi setelah ada lampu hijau untuk kick off Liga 1 pada 10 Juli 2021 nanti. Jadi ini memang yang ditunggu-tunggu, setelah Liga 1 2020 batal, dan lebih banyak waktu di rumah bersama istri dan anak.
Jadi dengan keluarnya izin kemarin, menjadi sebuah kelegaan bagi kami yang hidup dari sepak bola.
2. Bagaimana Lutfi mengawali karier sebagai fisioterapis sepak bola?
Sebelum di PSS Sleman musim 2020 lalu, saya di timnas Indonesia KU-19 tahun 2019. Ketika itu ada Adi Satryo, Saddam Gaffar, eranya Coach Fakhri Husaini.
Sebelum di timnas, saya bersama Borneo FC selama empat musim.
Nggak ada (background sepakbola), sekadar hobi. AFC 2007 ketika itu mengubah mindset saya, ketika Indonesia tuan rumah dan ketika itu meledak banget jumlah penonton yang hadir di Gelora Bung Karno.
Nah karena kebetulan juga hobi sepakbola, saya melihat ada sebuah profesi yang keren. Bukan pelatih, bukan pemain, tapi selalu ikut serta dalam tim. Ketika itu belum tahu spesifik profesi fisioterapis, karena yang ada di kepala saat itu, tim medis dalam tim itu dokter.