Guru SMPN 4 Wonosari Gunungkidul Usir Kejenuhan Belajar Daring Lewat Karawitan

Dentang logam berirama terdengar dari salah satu ruangan kompleks SMP Negeri 4 Wonosari, Kalurahan Piyaman, Gunungkidul pada Senin (31/05/2021)

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Alexander Ermando
Para guru SMP Negeri 4 Wonosari tengah berlatih Karawitan pada Senin (31/05/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dentang logam berirama terdengar dari salah satu ruangan kompleks SMP Negeri 4 Wonosari, Kalurahan Piyaman, Gunungkidul pada Senin (31/05/2021) siang. Bunyi-bunyian itu berasal dari set alat musik karawitan yang dimiliki pihak sekolah.

Alih-alih pelajar, para pemain karawitan itu justru para guru sekolah tersebut. Adapun hari ini menjadi latihan perdana karawitan bagi mereka.

Tyas Titik Sekartani, salah satu guru SMPN 4 Wonosari mengaku sempat bingung bagaimana cara memainkan salah satu alat musik. Sebab ini pertama kalinya ia berlatih.

Baca juga: Siap Tingkatkan Layanan Bayi Tabung di Yogyakarta, Morula IVF Resmikan Gedung Baru

"Terutama dalam mengikuti notasi dan ketukannya, itu masih agak kebingungan," kata guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjas Orkes) ini.

Meski sempat kesulitan, Tyas pada akhirnya ikut terlarut memainkan alat musik tersebut bersama rekan-rekannya yang lain. Bahkan ia merasa cukup senang di hari pertama latihannya itu.

Sebab ia menganggap kegiatan itu sebagai upaya mengusir rasa jenuh. Terutama mengingat selama pandemi COVID-19, ia lebih banyak memberikan materi pelajaran secara daring (online).

"Setidaknya kami terhibur dan mengurangi stres, karena kan jenuh belajarnya secara daring terus," ujar Tyas.

Hal serupa juga dirasakan oleh Nareswari Rekyan Pramudha Wardhani, guru mata pelajaran Seni Budaya. Adapun selama pelatihan, ia memegang kendali alat musik gendang.

Menurut Nareswari, kesulitan terletak pada bagaimana memberi rasa yang tepat saat bermain. Namun ia menilai hal itu tak mengurangi sensasi keseruan dalam bermain musik.

"Saya sendiri tertarik untuk mendalami karawitan ini," kata pengajar Seni Tari ini.

Kepala SMPN 4 Wonosari, Sutotok Sudar Ujian menjelaskan pihaknya sengaja menggelar pelatihan karawitan bagi para guru. Sebab ia menilai mereka perlu penyegaran setelah nyaris setiap hari harus melakukan pembelajaran daring.

Baca juga: Pemkab Magelang : Regulasi Pembangunan KSPN Borobudur Tak Boleh Tumpang Tindih

Ia mengatakan selama masa pandemi ini, pihaknya melakukan berbagai upaya agar para guru tetap semangat mengajar. Mulai dari sekedar bernyanyi hingga olahraga bersama.

"Kami upayakan bagaimana caranya agar mereka tidak jenuh," ujar Totok.

Pada sisi lain, ia ingin melestarikan seni budaya khas Piyaman, wilayah sekolah tersebut berada. Selain karawitan, Piyaman dikenal dengan kesenian Jatilan hingga Gedruk.

Totok pun berharap apa yang mereka mulai hari ini bisa terus berlanjut ke depan. Terutama mengajak seluruh warga sekolah hingga warga sekitar untuk turut melestarikan budaya.

"Itu juga sesuai dengan visi sekolah kami, yaitu 'Pasti (Berprestasi, Asri, Taqwa, Inovatif) Berbudaya'," katanya.(alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved