Begini Cara Warga dan Pelajar di Dukuh Bugel Klaten Tumbuhkan Semangat Pancasila

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Warga RT 1 RW 16 Dukuh Bugel, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten memiliki cara tersendiri dalam memperingati hari lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2021 besok.

Puluhan warga yang didominasi oleh siswa Sekolah Dasar (SD) dan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kampung itu menggelar kirab dan upacara bendera dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila, Senin (31/5/2021).

Pantauan Tribun Jogja di lokasi sekitar pukul 13.30 hingga 15.00, kirab keliling kampung dan upacara itu diikuti oleh sebanyak 50 pelajar dan belasan orang tua.

Meraka memakai seragam sekolahnya masing-masing saat melaksanakan kirab dan upacara tersebut.

Adapun lokasi kirab berlangsung di jalanan kampung tersebut dan upacara memanfaatkan halaman sebuah rumah warga yang cukup luas.

Seusai kirab dan upacara juga dilakukan pemotongan tumpeng dan doa bersama.

Pelaksanaan kirab dan upacara itu terasa kian istimewa bagi para pelajar lantaran sudah lebih setahun tak pernah melaksanakan upacara bendera akibat pandemi COVID-19.

Tak hanya itu, para siswa tersebut juga sudah sangat jarang memakai seragam sekolahnya, hal itu karena pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh.

Baca juga: Insirasi Kata Mutiara dan Ucapan Hari Lahir Pancasila 1 Juni untuk Membakar Semangat Nasionalisme

Baca juga: Jelang Hari Lahir Pancasila, Tim Garuda Terbang 2021 Sambangi Muspusdirla

Seorang peserta Fitriana Ayu Putri Emrizkia (14) mengaku senang bisa mengikuti kirab dan upacara tersebut.

Hal ini ia nilai sebagai satu dari beberapa cara dalam menumbuhkan semangat Pancasila.

"Saya senang ikut upacara lagi, senang bisa memperingati Hari Lahir pPncasila dengtan teman-teman," ujar siswa SMPN 1 Kalikotes itu.

Ia berharap, Indonesia terus maju dan nilai-nilai Pancasila selalu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pelajar lainnya, Bintang (9) mengaku antusias dalam memperingati hari lahir Pancasila itu.

"Ini baru pertama kali di kampung kami ada upacara seperti ini, saya senang ngikutinya," kata dia.

Sementara itu, penggagas kegiatan tersebut, Asim Sulistyo, (51) mengaku spontan saja dalam memiliki ide tersebut.