Kabupaten Bantul
Sempat Turun, Kapasitas RSLKC Bantul Saat Ini Full
Pasien yang dirawat Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) Kabupaten Bantul meningkat pasca Idulfitri.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pasien yang dirawat Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) Kabupaten Bantul meningkat pasca Idulfitri.
Bahkan saat ini RSLKC sudah tidak bisa menampung pasien lagi.
Direktur RSLKC Kabupaten Bantul, Tarsisius Glory mengatakan pasien yang dirawat di RSLKC Bantul sempat menurun.
Bahkan penurunan bisa mencapai 50 persen.
Baca juga: Gubernur DIY Pernah Berikan Teguran Kepada Bupati Bantul dan Sleman
"Sebelum lebaran sempat turun, tinggal separo saja. Tetapi seminggu setelah lebaran naik lagi, sekarang sudah full," katanya, Minggu (30/05/2021).
Ia menerangkan RSLKC didirikan untuk mengimbangi rumah sakit rujukan COVID-19.
Sebab tidak semua pasien dapat dirawat di rumah sakit rujukan.
Menurut dia, pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan maupun RSLKC adalah pasien yang bergejala sedang hingga berat.
Sedangkan pasien COVID-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala bisa menjalani isolasi di shelter kalurahan.
"Tujuan pemerintah mendirikan rumah sakit lapangan dan shelter desa (Kalurahan) itu untuk mengimbangi rumah sakit rujukan. Kalau semuanya ke rumah sakit rujukan, nanti pelayanan tidak akan berjalan dengan baik. Makanya perlu penyeimbang," terangnya.
Dengan adanya peningkatan pasien di RSLKC Kabupaten Bantul, Glory menduga akan terjadi peningkatan pasien di rumah sakit rujukan COVID-19.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis mengakui adanya penularan masif di Kabupaten Bantul.
Ada dua kelompok penularan, yaitu pelaku perjalanan dan keluarga.
Selain protokol kesehatan, perlu juga meningkatkan imunitas.
Baca juga: Akui Dapat Teguran Dari Sri Sultan Hamengku Buwono X Soal Kasus Covid-19, Ini Jawaban Pemkab Bantul
"Karena ada yang satu keluarga misalnya empat orang, hanya satu saja yang terpapar lainnya tidak. Berarti kan ada yang imunitas menurun. Tetapi ada juga yang karena punya penyakit, sehingga mudah terpapar,"ujarnya.
Karena masifnya penularan, Pemerintah Kabupaten Bantul mendapat teguran dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Teguran tersebut disampaikan agar Pemkab Bantul dapat mengurangi penularan COVID-19 di Kabupaten Bantul.
Pemkab Bantul pun telah menindaklanjuti hal tersebut. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatann.
Meskipun Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul dan Tim Penegakkan Hukum bergerak maksmal, namun jika masyarakat, maka upaya pengendalian COVID-19 tidak berarti. ( Tribunjogja.com )