Gubernur DIY Pernah Berikan Teguran Kepada Bupati Bantul dan Sleman
PEMERINTAH Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul memperketat aktivitas masyarakat, menyusul masifnya penularan Covid-19 di wilayah setempat.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Agus Wahyu
Angka Kasus Penularan Covid-19 di Bantul Cenderung Meningkat
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul memperketat aktivitas masyarakat, menyusul masifnya penularan Covid-19 di wilayah setempat.
Panewu Bambanglipuro, Lukas Sumanasa mengatakan, ada tiga sumber penularan Covid-19 yang terjadi di wilayahnya.
Dua penularan terjadi di Kalurahan Sumbermulyo dan meluas ke Mulyodadi, sedangkan penularan lainnya terjadi di Sidomulyo. Pihaknya telah melakukan tracing kepada kontak erat sebanyak 106 orang. Hasilnya 11 orang dinyatakan positif dan 87 lainnya negatif, sehingga total pasien positif Covid-19 di Bambanglipuro ada 57 orang.
"Kalau menurut PPKM kabupaten, Bambanglipuro masuk pada zona oranye, sedangkan untuk PPKM mikro ada empat RT yang oranye. Tidak ada yang merah, yang merah sudah turun karena langsung kita blok," katanya, Jumat (28/5/2021).
Meski tak membatasi jam kegiatan masyarakat, aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan tetap dilarang, termasuk hajatan. Pelarangan itu antara lain diterapkan di Padukuhan Kembangan Kutu, Kalurahan Sumbermulyo yang dikelilingi RT dengan zona oranye.
"Jadi di Kutu (Kembangan Kutu) ada tujuh RT, yang hijau tiga, yang oranye empat. Memang yang mau hajatan itu zona hijau, tapi dikelilingi zona oranye. Jadi tidak kami berikan rekomendasi. Hanya boleh ijab saja, tidak boleh ada resepsi, karena berpotensi menimbulkan kerumunan dan berpotensi menularkan Covid-19," terangnya.
Terpisah, Kepala Puskemas Bambanglipuro, Tarsisius Glory menambahkan pihaknya membuka peluang untuk tracing kontak erat dari 11 warga Bambanglipuro yang positif setelah swab massal. Ia menyebut 3T (testing, tracing, treatment) akan terus dilaksanakan.
"Tetapi masyarakat juga harus patuhi protokol kesehatan. Tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun. Saat ini juga sedang digencarkan vaksinasi. Jadi, harus jalan semua, kalau masyarakat tidak peduli ya bisa ambruk," tambahnya.
Peringatan
Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X beberapa waktu lalu, menegur Bantul dan Sleman terkait peningkatan kasus Covid-19. Atas hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis mengatakan teguran itu jadi motivasi bagi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul agar semakin baik dalam memutus rantai penularan virus.
"Kami satu kali dapat teguran, akhir bulan suci Ramadan kemarin. Kita diingatkan, peringatan itu menjadi motivasi agar Satgas Covid-19 Bantul merapatkan barisan," katanya.
Setelah mendapat teguran tersebut, Pemkab Bantul langsung menggelar rapat koordinasi dengan panewu dan memintanya memberdayakan posko di wilayah setempat, termasuk melibatkan satgas tingkat padukuhan. Panewu didorong melakukan koordinasi, yang melibatkan lurah, pamong, FPRB, dan linmas.
Menurut dia, kunci penanganan Covid-19 adalah penerapan prokes dan peran masyarakat dalam menerapkannya sangat penting. "Kami belum pernah melakukan penelitian terkait apakah masyarakat saat ini cenderung abai. Tetapi, kalau kecenderungan seolah normal, kami melihatnya begitu. Kalau melihat di jalan-jalan, ada yang masih tidak pakai masker. Ada yang sudah pakai masker tetapi tetap berkerumun," terangnya.
Ia mengakui memang ada penularan masif di Kabupaten Bantul, dengan dua kelompok penularan mayoritas adalah pelaku perjalanan dan keluarga. Selain protokol kesehatan, perlu juga meningkatkan imunitas. Meski pandemi sudah berlangsung satu tahun, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi. Masyarakat harus terus diingatkan, agar kesadaran untuk taat protokol kesehatan meningkat. (maw)
Baca Tribun Jogja edisi Sabtu (29 Mei 2021) halaman 04.