Human Interest Story

WAJIB COBA! Tempe Mendoan Jumbo, Kuliner UMKM Candi Borobudur yang Langsung Bikin Kenyang

“Iya, ini jika diukur satu kilen, satu jengkal,” buka Isti, pemilik Tempe Mendoan Jumbo atau Wanto Mendoan kepada Tribun Jogja, Sabtu (29/5/2021)

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Ardhike Indah
Isti, pemilik Tempe Mendoan Jumbo atau Wanto Mendoan saat menggoreng mendoan jumbo 

Tempe-tempe yang ia piih harus berkualitas bagus sehingga tidak mengurangi cita rasa tempe mendoan olahannya.

“Di Kebumen tempe ini banyak. Aslinya mendoan kan dari sana. Nah, pengrajin tempe di sana ukurannya segini-gini. Bagus-bagus dan rata, empuk juga,” katanya.

Meski begitu, Isti dan Wanto tidak setiap hari mengambil tempe dari Kebumen. Setidaknya, 3 hari sekali dia bolak-balik untuk mendapatkan bahan baku.

Biasanya, Isti bisa menghabiskan 100 tempe dalam sehari jika pesanan sedang banyak. Jika tidak, setidaknya 20-40 lembar tempe bisa dia jual dalam sehari saat sepi.

“Dulu masih awal-awal pernah menggoreng hanya lima lembar, masih cari pelanggan, tapi setelah sering ikut pameran jadi banyak yang beli. Biasanya pertanyaan mereka, sejumbo apa sih tempenya,” tutur Isti tertawa.

Salah satu pameran yang dia ikuti adalah Borobudur Marathon, diinisiasi oleh Harian Kompas, Bank Jateng dan pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Di situ, dia dapat banyak sekali pengalaman, mulai dari melayani pelanggan hingga menjaga mutu mendoan.

“Pengalamannya itu yang penting sih,” ungkapnya.

Baca juga: Pospay Melayani Pembayaran dengan Sistem COD

Terima Hibah KSPN

Kelezatan mendoan Isti dan Wanto membawa mereka menerima hibah Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hibah tersebut berbentuk bahan bangunan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan desain.

Tidak heran, kedai milik Isti dan Wanto ini terlihat rapi dan lebih menarik dengan gaya bangunan lawas terawat.

Warna meja dan cat genteng pun senada, yakni kecoklatan.

“Saya itu juga tidak sangka kalau bisa mendapat hibah ini. Alhamdulillah sekali, tempatnya jadi menarik. Awalnya kami jualan di depan saja. Ini kan kamar, terus direnovasi,” tambah Isti menerangkan.

Desainnya menarik, sehingga pembeli sering berfoto di depan kedai, apalagi jika mereka adalah pesepeda.

“Desainnya dari tim PUPR ini sih. Jadi, mereka mempunyai desain sendiri yang disesuaikan dengan kawasan wisata, sehingga desainnya unik tanpa meninggalkan unsur Jawa,” tandasnya. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved