Kesaksian Warga Sengon Klaten yang Kehilangan Keluarga Saat Gempa 2006
Getaran gempa bumi menghentak Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Kamis (27/5/2021) sekitar pukul 14.30 WIB.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Getaran gempa bumi menghentak Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Kamis (27/5/2021) sekitar pukul 14.30 WIB.
Puluhan warga desa yang didominasi oleh kaum ibu-ibu dilaporkan terjebak di dalam gedung desa setempat.
Tak berselang lama, suara sirine ambulans tiba-tiba saling bersahut-sahutan melakukan evakuasi.
Puluhan relawan terjun kemudian juga terjun ke lokasi untuk melaksanakan evakuasi bagi warga yang terjebak gempa bumi tersebut.
Baca juga: Sebanyak 100 Atlet NPC Peparnas DIY Ikuti Vaksinasi Covid-19
Evakuasi pun dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Dimana para relawan mengenakan alat pelindung diri (APD) atau baju hazmat.
Gambaran itu terpampang saat simulasi evakuasi gempa bumi di Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Kamis (27/5/2021).
Simulasi evakuasi gempa bumi dilakukan juga dalam rangka memperingati 15 tahun gempa bumi 27 Mei 2006 yang mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Dahsyatnya guncangan gempa bumi yang memporak-porandakan sejumlah bangunan tersebut masih terasa hingga saat ini.
Purwanti warga Dukuh Tegalsari, Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten menjadi satu dari saksi mata peristiwa tersebut.
Perempuan berusia 40 tahun itu harus kehilangan nenek yang ia cintai akibat gempa tersebut.
Ia pun mengaku masih trauma dengan gempa hingga saat ini.
"Saya masih trauma dengan gempa, saya jadi ingat mbah putri saya yang meninggal saat gempa tahun 2006 itu," ujarnya saat ditemui di sela-sela simulasi evakuasi tersebut.
Menurutnya, saat kejadian gempa tahun 2006 itu, pihaknya bukan hanya kehilangan neneknya, namun rumah juga rusak.
"Saat kejadian saya di rumah, rumah rusak setelah gempa itu," tuturnya.