Lakukan Penyisiran di Sepanjang Malioboro, Pemkot Yogyakarta Yakini Tidak Ada Pedagang yang 'Nuthuk'
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sampai sejauh ini belum menemukan indikasi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro yang melakukan tindakan
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sampai sejauh ini belum menemukan indikasi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro yang melakukan tindakan 'nuthuk' atau menaikkan harga di luar batas kewajaran kepada wisatawan, maupun pengunjung.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, jajaran Jogoboro sudah bergerak menemui seluruh pedagang dan pimpinan komunitas di sepanjang Malioboro.
Tapi, tak ditemukan pedagang yang dimaksud oleh akun Tiktok bernama @aulroket, dan viral di medsos.
Baca juga: Ketua Paguyuban Lesehan Malioboro Minta Bukti Pembelian Pecel Lele yang Viral
"Tidak ada, hal itu juga sudah ada kesepakatan dengan para pedagang dan komunitas beberapa minggu lalu. Kita sudah ketemu dan menyatakan semua selalu menyajikan harga yang wajar," ungkapnya, Rabu (26/5/21).
"Sejak awal, Pemkot sudah mendeklarasikan, bahwa yang melanggar dilarang berjualan di situ, ya. Jadi, kami sejauh ini belum menemukannya," tambah Heroe.
Ia pun meyakini, meski selama libur lebaran silam kondisi Malioboro tidak seramai tahun-tahun sebelumnya, para PKL dan komunitas tidak akan melakukan hal tersebut.
Sebab, mereka sadar, jika sekali saja dijumpai perilaku 'nuthuk', maka yang tercoreng adalah Malioboro.
"Saat ini kami masih mencari, jika kemungkinan terjadi di sirip-sirip jalan Malioboro. Kalau sampai ketemu, tentu kita berikan sanksi tegas, tidak boleh berdagang lagi di kawasan Malioboro," ucap Wakil Wali Kota Yogya.
Baca juga: TAMPAK JELAS, Warga Pantau Gerhana Bulan Total di Alun-alun Kidul Yogyakarta Malam Ini
Lebih lanjut, Heroe mengungkapkan, usai lebaran kemarin, UPT Cagar Budaya bersama pimpinan komunitas juga sudah melakukan sidak terhadap pedagang.
Di samping terkait protokol kesehatan, pihaknya juga hendak memastikan semua pedagang mencantumkan harga wajar.
"Waktu itu, semua pedagang sudah mencantumkan harga yang wajar. Sebab, itu persyaratan mutlak untuk bisa berjualan di Malioboro," cetusnya. (aka)