Bisnis

Organda DIY Harapkan 2 Hal pada Pemerintah

Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY mengharapkan penghapusan atau pemotongan pajak kendaraan bermotor (PKB).

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
Tribun Jogja/Amalia Nurul Fathonaty
Ketua DPD Organda DIY Hantoro 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY mengharapkan penghapusan atau pemotongan pajak kendaraan bermotor (PKB).

Hal ini guna memberikan keringanan pada pelaku angkutan darat khususnya di masa pandemi yang belum juga usai ini.

Ketua DPD Organda DIY V Hantoro mengatakan, sejauh ini yang dilakukan pemerintah adalah penghapusan denda keterlambatan pembayaran PKB saja.

"Yang kami tunggu adalah pemotongan atau penghapusan pajak kendaraan bermotor (PKB). Itu belum sampai sekarang, " ujarnya, Minggu (23/5/2021).

Baca juga: DPD Organda DIY Mengaku Siap Dukung Program Paket Wisata

"Kemarin Pak Sekda mengatakan baru bisa memberikan penghapusan denda. Kalau denda sebenarnya yang kita butuhkan dendanya tapi kalau misalnya dihapuskan kami akan menertibkan semua administrasi kami," paparnya.

"Tapi kalau belum adanya pemotongan atau penghapusan kan kami mau menertibkan gimana, untuk bergerak saja tidak bisa kok suruh bayar pajak," sambungnya.

Selain berharap dihapuskan PKB, Organda DIY juga berharap diberikan vaksin bagi para awak angkutan.

Hal itu dinilai nantinya dapat meningkatkan percaya diri awak angkutan serta masyarakat untuk menggunakan angkutan umum darat.

"Yang kedua, harapan kita di Organda kami juga meminta untuk awak angkutan bisa diberikan vaksin sesegera mungkin biar nanti untuk melayani masyarakat di bidang transportasi kami sudah siap semua," tuturnya.

Pihaknya pun sudah mengajukan surat permohonan vaksin kepada Dinas Kesehatan.

Baca juga: Pandemi Tak Kunjung Usai, Organda DIY Minta Pemerintah Berikan Solusi Bagi Pelaku Usaha Angkutan

Hantoro menambahkan, akibat pandemi, hampir separuh dari ribuan awak angkutan terpaksa mencari sumber penghidupan dengan cara lain.

"Total awak angkutan itu ada 5.500. Tapi sekarang yang aktif itu ya karena hampir separuh lebih itu sudah lari ke mana-mana untuk berupaya mencari penghidupan bagi keluarga. Ada yang menjadi pegawai bangunan," katanya.

Pemberian vaksin oleh pemerintah pun diharapkan bisa diwujudkan sebagai penghargaan bagi awak angkutan agar tetap bisa bertahan di masa pandemi.

"Kita beri penghargaan untuk survive mereka. Kalau divaksin setidaknya timbul kepercayaan diri mereka. Hingga sejauh ini belum ada vaksin untuk awak angkutan," tuturnya.

Disinggung soal vaksin gotong-royong, Organda DIY mengaku belum mampu untuk melaksanakannya sendiri.

"Vaksin gotong-royong juga belum, perusahaan bayar pakai apa. Kami tidak kuat. Seumpama bagi dua dengan awak angkutan juga kasihan. Kami berharap ada prioritas bagi awak angkutan," ujarnya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved