Pertolongan Pertama Jika Tersengat Ubur-ubur Pantai Selatan Yogyakarta
saat ini merupakan masa munculnya ubur-ubur ke permukaan air laut. Biasanya hewan laut ini muncul pada Juni-September,
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com GUNUNGKIDUL - Sebanyak 7 wisatawan di Pantai Krakal, Kalurahan Ngestirejo, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul dilaporkan mengalami sengatan ubur-ubur.
Adapun peristiwa itu terjadi pada Minggu (23/05/2021).

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Gunungkidul Iswandoyo menyampaikan 5 dari 7 wisatawan tersebut merupakan usia anak-anak.
"Empat korban berumur antara 1 sampai 5 tahun, satu lagi 10 tahun," katanya.
Selain sengatan ubur-ubur, Iswandoyo juga melaporkan terdapat 2 wisatawan yang terluka lantaran terkena bulu babi.
Adapun kedua wisatawan tersebut diketahui berasal dari Klaten, Jawa Tengah.
Bersama SAR, petugas PMI Gunungkidul langsung melakukan pertolongan pertama terhadap para wisatawan tersebut.
Adapun tindakan yang dilakukan adalah membersihkan bulu babi yang masih menempel.
"Wisatawan yang tersengat ubur-ubur ditangani dengan membersihkan sisa tentakel yang masih menempel," jelas Iswandoyo.
Adapun PMI menyiapkan sebanyak 6 orang personel.
Saat itu mereka tengah bersiaga di Pantai Krakal dengan satu unit ambulans, yang digunakan untuk kegiatan kedaruratan.
Terpisah, Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Surisdiyanto menyampaikan total ada 29 wisatawan yang dilaporkan tersengat ubur-ubur hari ini.
"Peristiwanya dilaporkan terjadi di Pantai Krakal, Drini, dan Sepanjang," kata Suris.
Ia sebelumnya sudah menyampaikan bahwa saat ini merupakan masa munculnya ubur-ubur ke permukaan air laut.
Biasanya hewan laut ini muncul pada Juni-September, bersamaan dengan musim kemarau.
Menurut Suris, pada periode itu bumi belahan selatan mengalami musim dingin yang menyebabkan suhu laut turun.
Ubur-ubur pun lantas berenang ke permukaan untuk mencari lokasi yang lebih hangat.
"Biasanya hewan ini akan terbawa ombak dan terdampar di tepi pantai," jelasnya.
Adapun ubur-ubur berwarna transparan dengan tentakel kebiruan yang beracun.
Jika tersengat, bisa menyebabkan rasa gatal dan panas pada kulit. Bahkan bisa menyebabkan sesak napas.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono pun mengimbau wisatawan lebih waspada saat bermain air.
Termasuk jeli memperhatikan keberadaan ubur-ubur tersebut.
"Disarankan untuk menggunakan alas kaki saat di pasir dan di batu karang, guna meminimalisir potensi sengatan ubur-ubur," katanya.
Menurut Marjono, jika tersengat segera dibasuh dengan air laut, air hangat, atau cairan alkohol.
Sebab cara itu mampu meredakan rasa gatal dan panas pada kulit.
Pihaknya pun sudah menyiapkan petugas di pos tiap pantai lingkup SAR Satlinmas Wilayah II.
Termasuk berkoordinasi dengan tenaga medis dan puskesmas terdekat.
"Segera ke Posko SAR jika tersengat ubur-ubur, untuk mendapatkan pertolongan pertama," ujar Marjono. ( Tribunjogja.com )