Dinas Kesehatan Gunungkidul Sebut Angka Kematian Akibat COVID-19 Terbilang Tinggi

Angka kasus baru COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul saat ini terbilang melandai dari waktu ke waktu. Meski demikian, jumlah kasus meninggal

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Alexander Ermando
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Angka kasus baru COVID-19 di Kabupaten Gunungkidul saat ini terbilang melandai dari waktu ke waktu.

Meski demikian, jumlah kasus meninggal dunia dari pasien positif COVID-19 terbilang masih tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty menilai hal itu berkaitan dengan tingkat kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan (faskes) yang masih rendah.

"Bisa jadi karena mereka takut akan dinyatakan positif COVID-19 oleh dokter," kata Dewi, Senin (24/05/2021).

Baca juga: Umbul Cokro Klaten Kembali Beroperasi, Omzet Persewaan Pelampung Ban Banjir Order

Ia pun menegaskan para dokter tidak ingin meng-COVID-kan pasien. Menurutnya, ada prosedur yang mesti dijalankan sesuai pedoman hingga kode etik terkait penanganan pasien.

Dewi mencontohkan jika ada seorang pasien demam. Menurutnya, wajar jika dokter menduga pasien bersangkutan mengalami COVID-19, lantaran demam merupakan salah satu gejala umum yang kerap muncul.

"Muncul dugaan tentu boleh saja, tapi bukan berarti itu meng-COVID-kan pasien," jelasnya.

Adapun kepastian kondisi pasien dilakukan dengan pemeriksaan lebih lanjut. Jika terbukti positif COVID-19, maka akan segera ditangani. Namun jika tidak, akan ditangani sesuai gejala yang muncul.

Lantaran keengganan tersebut, Dewi mengatakan sejumlah pasien datang ke faskes dalam kondisi berat. Bahkan belum sempat diambil sampel swab-nya, pasien tersebut sudah meninggal dunia.

"Hal itu menyebabkan angka kematian jadi tinggi," katanya.

Dewi pun mengimbau agar masyarakat tidak perlu resah untuk datang ke faskes. Sebab penanganan medis bisa lebih cepat dilakukan jika mereka segera datang sebelum mengalami kondisi berat.

Tingginya angka kematian akibat COVID-19 ini juga pernah diungkapkan oleh Direktur RSUD Wonosari dr. Heru Sulistyowati. Ia mengatakan warga enggan ke RS untuk memeriksakan diri saat sudah mengalami gejala ringan.

"Saat datang kondisinya sudah berat yang akhirnya meninggal dunia," kata Heru beberapa waktu lalu.

Ia pun berharap ada dukungan dari berbagai instansi dan elemen masyarakat agar warga tidak enggan untuk datang ke RS. Salah satunya mengedepankan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang tepat.

Baca juga: UPDATE Tol Yogya-Solo, 10 Bidang Tanah di Temanggal 2 Kalasan Sleman Belum Dapat Ganti Untung

Menurut Heru, penanganan tidak akan terlambat jika warga segera datang ke RS. Sebab kondisinya akan segera diketahui sehingga bisa langsung mendapat penanganan yang tepat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved