Masih Banyak Kendala, Pemkot Yogyakarta Upayakan Penyempurnaan Manajemen Lalu Lintas Giratori

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya menyempurnakan manajeman lalu lintas giratori di seputaran kawasan Malioboro.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Azka Ramadhan
Pohon perindang dan divider masih bercokol di Jalan Pasar Kembang, Kota Yogyakarta meski sistem giratori sudah diterapkan di seputaran kawasan Malioboro 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya menyempurnakan manajeman lalu lintas giratori di seputaran kawasan Malioboro.

Pasalnya, meski telah berjalan lebih kurang setengah tahun terakhir, penerapannya masih terkendala tinggalan infrastruktur sebelum giratori.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho mengatakan, rekayasa tersebut, dapat dibilang sudah permanen.

Namun, berdasar pengamatan Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi bersama jajaran, Jumat (21/5/2021), memang dibutuhkan evaluasi untuk penyempurnaan.

Baca juga: PPDB SD Kota Yogyakarta 2021 Dibuka 15 Juni 2021, Simak Kriteria Penilaian Berikut Ini

"Ya, tadi itu Pak Wawali, bersama DLH dan PU juga, mirsani, secara teknis, secara fisik, seperti apa, dan tentunya menjadi bahan evaluasi. Kalau permanennya, ya tanda kutip ini sudah permanen, kan sudah jalan beberapa bulan," ujarnya.

Ia menyampaikan, Pemkot berkomitmen penuh, agar jalan-jalan di seputaran Malioboro yang kini menjadi satu arah bisa semakin nyaman dilintasi. Namun, pelaksaannya jelas harus bertahap, mengingat anggran Pemkot Yogyakarta saat ini masih difokuskan untuk sektor penanganan corona.

Tidak bisa dipungkiri, salah satu yang disorot adalah divider, atau separator yang masih bercokol di jalan-jalan satu arah dan dianggap membingungkan pengendara. Berdasar hasil koordinasi lintas instansi, divider di jalan Suryotomo dan Jalan Pasar Kembang, bakal dibongkar keseluruhan.

Setali tiga uang, pohon-pohon perindang yang ditanam di atas divider pun akan ikut terdampak upaya penyempurnaan manajemen lalu lintas tersebut. Hanya saja, ia memastikan, sebelum lumbung-lumbung oksigen itu ditebang, harus diupayakan dulu penanaman pohon penggantinya.

"Semua harus dibongkar, agar ruas jalan optimal. Tapi, untuk pembongkaran divider, penanaman pohon ulang, itu kan jer basuki mawa bea, butuh koordinasi, kira-kira kemampuan keuangan PU kapan, DLH kapan, ya," ungkap Agus.

"Dikoordinasi oleh Asisten dan Sekda, supaya nanti berjalan beriringan. Sehingga, jangan sampai, saat divider dibongkar sama PU, tapi pepohonanya belum siap," lanjutnya.

Menurut Kadishub, jika sekadar membongkar divider, serta pohon yang bercokol di tengah jalan satu arah, sejatinya hal yang mudah. Tetapi, kalau tidak disiapkan secara matang, ia meyakini akan banyak sekali suara sumbang mengarah ke Pemkot karena dinilai tak peduli pada lingkungan.

"Makanya, sekarang DLH sudah mulai menanam pohon. Biar agak besar dulu. Kalau cuma babat itu gampang, tapi setelah itu ada yang teriak-teriak tidak peduli lingkungan. Nah, itu yang kita perhatikan juga, biar enak lah," katanya.

Baca juga: Ratusan Anggota Forum Ukhuwah Islamiyah DIY Beri Dukungan Rakyat Palestina Dari Titik Nol KM

Ia menandaskan, penerapan manajemen lalu lintas giratori akan terus dievaluasi, khususnya saat aktivitas lalu lintasnya tinggi. Kedepan, pihaknya pun bakal menambah rambu, serta melakukan pengaturan fase traffic light, untuk mencegah pertemuan arus pada simpang-simpang tertentu.

"Jangan sampai, yang dari Jalan Margo Utomo ke Malioboro bertemu dari arah Jalan Mataram ke Jalan Pasar Kembang. Jadi, hal-hal semacam itu lebih kita amati lagi. Sehingga, kedepannya bisa semakin nyaman lah," cetusnya.

Meski belum sempurna dari segi infrastruktur, Agus menilai, penerapan giratori dari sisi arus lalu lintas sangat berdampak dalam meminimalisir kepadatan kendaraan. Ia mengambil contoh di Jalan Mataram yang untuk kebutuhan lokal dan hari-hari biasa pun senantiasa terjadi antrean.

"Sekarang kondisinya ideal. Kawasan Malioboro itu kan jadi tujuan orang untuk datang. Hampir 90 persen yang ke Yogya itu pengennya ke sana, jadi ramai," ujarnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved