Ini Penyebab Masyarakat Mudah Marah di Tengah Pandemi Covid-19 Menurut Psikolog UGM
Ini Penyebab Masyarakat Mudah Marah di Tengah Pandemi Covid-19 Menurut Psikolog UGM
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Berikutnya, fase heroik dimana orang rasa terpanggil melakukan aksi heroik untuk membantu dan menyelamatkan orang lain.
Selanjutnya fase honeymoon, biasanya terjadi sekitar 3 bulan awal bencana dengan harapan tinggi untuk segera pulih dari bencana.
“Lalu fase disillusionment, setelah bencana berlangsung beberapa saat orang merasakan kekecewaan karena pandemi yang tidak selesai-selesai dan merasa kecewa akan kondisi yang ada,” terangnya.
Fase kekecewaan ini, lanjutnya, akan mudah mengalami naik turun.
Kondisi ini bisa terjadi jika ada situasi pemicu, salah satunya seperti larangan tidak boleh mudik.
Lalu, fase terakhir adalah rekonstruksi.
Ia pun berharap masyarakat Indonesia bisa segera memasuki fase ini dengan situasi pandemi yang terkendali.
Diana mengungkapkan untuk mengatasi kekecewaan di masyarakat akibat pandemi bukanlah hal yang mudah.
Penyelesaian tidak cukup dilakukan pada level mikro dengan melakukan manajemen emosi melalui peningkatan spiritualitas dan literasi terkait kondisi pandemi ke masyarakat.
Namun, juga di tingkat makro melalui penetapan kebijakan pemerintah.
“Marah karena secara ekonomi kesulitan, tapi tidak mudah bagi Indonesia yang merupakan negara besar memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ini memang sulit, pada akhirnya kembali ke keluarga dan individu dan semangat yang harus dikedepankan saat ini adalah gotong royong untuk saling meringankan beban,” jelasnya. (Tribunjogja)