Kisah Keteguhan Hati Para Relawan Regu Pemakaman Covid-19 di Sleman
Para relawan pemakaman covid-19 di Sleman ini harus tetap siap siaga selama 24 jam, kapan pun mereka siap untuk ditugaskan
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sementara Anda mungkin tengah tertidur lelap atau bercengkerama dengan orang-orang tersayang di rumah, para relawan di regu pemakaman Covid-19 di Sleman ini tetap terjaga. Mereka tetap terjaga untuk selalu 'on call' jika dibutuhkan setiap saat, selama 24 jam.
Mereka memang sudah berkomitmen untuk berbakti bagi kemanusiaan meskipun semua orang tahu bahwa pekerjaan yang mereka lakukan itu penuh risiko. Satu di antaranya risiko terpapar Covid-19.
“Mereka ini relawan yang memiliki pekerjaan masing-masing, tapi mereka selalu membawa tas berisi peralatan lengkap, jika sewaktu-waktu dipanggil, mereka akan segera meluncur dan diperbolehkan oleh tempat mereka bekerja,” kata Koordinator Posko Dekontaminasi Covid-19 BPBD Sleman, Vincentius Lilik Resmiyanto.
Baca juga: Selama Libur Lebaran, BPBD Sleman Makamkan 24 Jenazah dengan Protokol Covid-19
Untuk menjaga stamina dan kesehatan, para relawan ini sudah diberikan suplemen multivitamin dan rutin dilakukan pemeriksaan kesehatan. Selain itu, tentu saja mereka harus selalu mematuhi standar prosedur penggunaan APD, perlakuan terhadap jenazah serta bagaimana membersihkan diri selepas tugas.
"Alhamdulillah kita di-swab beberapa kali, dan hasilnya negatif semua. Ini semua karena kerelaan setiap personel, Tuhan memberikan kesehatan dan keselamatan untuk teman-teman tim pemakaman dan dekontaminasi," tambahnya.
Baca juga: Pos Penyekatan Tempel Sleman Siapkan Tes Rapid Antigen untuk Pengendara yang Enggan Putar Balik
Ia tak memungkiri bahwa tidak semua orang berani dan bersedia untuk menjadi relawan, apalagi untuk kasus covid-19.
Dirinya sangat mengapresiasi keteguhan hati setiap personel dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di masa pandemi ini.
“Kita tidak mementingkan finansial, yang penting menjalankan tugas. Itu adalah kerelaan dan tidak semua orang bersedia atau berani menjalankan tugas ini," tandasnya.
Karena hal itu pula, belum lama ini Pemkab Sleman telah memberikan fasilitas water heater ke Posko Dekontaminasi.
Jadi tim yang bertugas saat malam dapat mandi dengan air hangat, sehingga bisa memulihkan tenaga dan menjaga tubuh dari dinginnya malam.
Sementara saat siang hari, sudah ada tiga kipas angin dengan pendingin. Sehingga petugas yang mengenakan pakaian APD lengkap tidak terlalu merasa gerah saat siang hari.
"Pemkab Sleman telah memperhatikan kita. Teman-teman juga bekerja dengan makin semangat,” katanya.
Regu Pemakaman dan Pemulasaraan
Adapun di Sleman terdapat tujuh regu pemakaman di mana masing-masing regu beranggotakan delapan orang.
Setiap orang telah dibekali keterampilan dalam hal mengurus pemakaman dengan prosedur Covid-19.
Para relawan ini harus selalu siap jika dibutuhkan setiap saat. Sebagai gambaran, jika regu satu sedang bertugas, maka regu dua harus siap on call.
Sementara itu tim pemulasaraan jenazah, bertugas untuk menangani pasien Covid-19 yang meninggal di rumah.
Mereka diberi keterampilan merawat jenazah, serta dibekali peralatan seperti kain kafan, plastik hingga kantong jenazah.
"Dan semua pelayanan yang kita berikan kepada keluarga yang berduka ini tidak dipungut biaya atau gratis,” ujarnya.
Sebetulnya, banyak masyarakat yang merasa terbantu dan berniat memberikan sejumlah uang sebagai rasa terima kasihnya kepada tim pemakaman atau tim pemulasaraan.
Namun sejak awal, Lilik sudah mewanti-wanti agar setiap personel dapat menolak dan memberikan penjelasan kepada keluarga bahwa ini gratis.
"Dari awal sudah saya wanti-wanti tidak boleh menerima uang. Ini semua karena kerelaan setiap personel, Tuhan memberikan kesehatan dan keselamatan untuk teman-teman tim pemakaman dan dekontaminasi," ungkapnya.
Jumlah kasus covid-19 di Sleman
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, hingga 17 Mei 2021 kemarin terdapat 15.244 kasus terkonfirmasi positif. Dari jumlah tersebut, 14.005 di antaranya sembuh sementara 439 lainnya meninggal dunia.
Jumlah suspek sebanyak 5.098 dengan 4.867 di antaranya menjalani isolasi, 157 sudah selesai isolasi dan 74 orang meninggal dunia.
Jumlah kasus probabel sebanyak 197 dengan rincian selesai isolasi 115 orang dan sedang melaksanakan isolasi 62 orang dengan jumlah kasus meninggal 0.
Jumlah kontak erat sebanyak 1.105 dan semuanya dilakukan pemantauan.
Adapun di Sleman terdapat 44.736 pelaku perjalanan, dengan 30.501 dalam pemantauan dan 14.235 sudah selesai dilakukan pemantauan.
Sementara kasus konfirmasi berdasar gejala berjumlah 15.244, dengan rincian 9.507 bergejala dan 5.737 tidak bergejala. (TRIBUNJOGJA.COM/NTO/MON)