Pendidikan

Sekolah Sanggup Penuhi Standar Kesehatan, Uji Coba PTM di Kota Yogyakarta Berjalan Lancar

Pemkot Yogyakarta menyebut uji coba Pembelajaran tatap muka bagi siswa SD dan SMP di wilayahnya selama 28 April-7 Mei, berlangsung lancar.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Maruti Asmaul Husna Subagio
Siswa Jurusan Teknik Mekatronika SMK SMTI Yogyakarta melakukan praktikum. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut uji coba Pembelajaran tatap muka bagi siswa SD dan SMP di wilayahnya selama 28 April-7 Mei, berlangsung lancar.

Terutama, terkait penerapan protokol kesehatan.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santoso Asrori mengatakan, simulasi berjalan baik, dimana 10 sekolah yang didapuk menggelar sekolah tatap muka tahap awal bisa memenuhi standar.

Adapun kesepuluh sekolah itu masing-masing lima SD dan SMP.

Meliputi SMP Negeri 1, SMP 8, SMP 15, SMP 9 dan SMP 7.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta : Pembelajaran Menyenangkan Diterapkan Selama Sekolah Tatap Muka

Lalu, SD Margoyasan, SD Lempuyangwangi, SD Tegalrejo 1, SD Serayu, kemudian SD Muhammadiyah Karangkajen.

"Bagus semua, memenuhi standar kesehatan. Anak-anak begitu datang langsung cek suhunya, cuci tangan, dan baru diperbolehkan masuk kelas," katanya, Jumat (7/5/2021).

Dalam pelaksanaan uji coba selama 10 hari itu, Disdikpora juga menginstruksikan seluruh sekolah agar melaksanakan skrining kecil-kecilan, terhadap kondisi kesehatan siswa.

Sehingga, murid yang masuk kesehatannya terpantau.

"Setiap hari update terus, antara wali kelas dengan wali murid. Artinya, kalau ada anak, atau keluarganya yang sakit, nggregesi begitu, tidak usah masuk dulu," ujarnya.

Budi pun menguraikan, tingkat keikutsertaan siswa dalam uji coba pembelajaran tatap muka cukup tinggi.

Rata-rata setiap sekolah mencapai 80-90 persen.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Kota Yogyakarta Akan Dilanjutkan untuk Tahap Kedua

Misalnya di SMP1, dari 253, hanya 17 siswa yang tidak bersedia masuk.

"Daripada anak-anak keluyuran di luar tidak terkendali, ya lebih baik di sekolah, malah terkendali. Di sekolah kan aman, kita ikhtiar agar tidak terjadi penularan," terangnya.

"Begitu datang, terus masuk ke dalam kelas, anak-anak itu kan tidak banyak pergerakan. Hanya duduk, diam saja. Saat penjemputan yang harus diantisipasi," imbuh Budi.

Lebih lanjut, mengenai keberlanjutan uji coba setelah masa lebaran, Kadisdikpora belum bersedia memberi jawaban.

Ia mengaku, masih menunggu kondisi persebaran, maupun tingkat penularan COVID-19 di wilayah kota pelajar.

"Mungkin iya (lanjutan uji coba PTM dengan penambahan sekolah). Tapi, kita lihat dulu, situasi pasca lebaran nanti bagaimana," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved