Tiga Vaksin yang Diklaim Efektif Melawan Varian-varian Baru Virus Corona

Berikut ini tiga vaksin Covid-19 yang terbukti mampu memberi perlindungan terhadap varian baru virus corona

Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Ilustrasi vaksin Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Sejumlah studi baru yang diterbitkan Rabu (5/5/2021) menunjukkan seberapa baik vaksin Covid-19 bekerja melawan varian baru virus corona yang mengkhawatirkan.

Setidaknya satu penelitian menunjukkan bahwa dosis penguat dapat membantu vaksin bekerja lebih baik, sehingga penting untuk mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.

Berikut ini tiga vaksin Covid-19 yang terbukti mampu memberi perlindungan terhadap varian baru virus corona:

1. Vaksin Pfizer

Studi nasional pertama tentang vaksinasi Covid-19, yang dilakukan di Israel, menunjukkan vaksin Pfizer / BioNtech bekerja jauh lebih baik setelah dua dosis.

Melansir CNN, Dr. Eric Haas dari Kementerian Kesehatan Israel dan rekan melaporkan dalam jurnal medis Lancet, bahwa dua dosis vaksin Covid-19 mampu memberikan perlindungan lebih dari 95% dari infeksi, penyakit parah, dan kematian.

"Dua dosis BNT162b2 sangat efektif di semua kelompok usia dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala dan tidak bergejala, serta rawat inap terkait Covid-19, penyakit parah, dan kematian, termasuk yang disebabkan oleh SARS-CoV -2 varian B.1.1.7,” tulis mereka.

Ilustrasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan Moderna berbasis teknologi genetik yang disebut mRNA (messenger RNA).
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer (SHUTTERSTOCK/Nixx Photography)

Varian B.1.1.7, pertama kali ditemukan di Inggris, kemudian menyebar luas dan sekarang menjadi varian baru yang paling umum terlihat di AS.

Hal serupa juga terjadi di Israel ketika penelitian selesai.

Varian B.1.351, yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan, juga beredar di Israel, tetapi tidak menyebabkan banyak infeksi pada saat penelitian.

Sehingga, para peneliti tidak dapat mengatakan, seberapa baik vaksin tersebut bekerja melawan varian tersebut secara khusus.

Dengan populasinya yang kecil, Israel dapat dengan cepat memvaksinasi sebagian besar penduduknya.

Studi tersebut menemukan, vaksin Pfizer memberikan 95,3% perlindungan terhadap infeksi dan 96,7% perlindungan terhadap kematian, tujuh hari setelah dosis kedua.

"Pada 14 hari setelah vaksinasi, perlindungan yang diberikan dengan dosis kedua meningkat menjadi 96,5% perlindungan terhadap infeksi, 98% terhadap rawat inap, dan 98,1% terhadap kematian," jelas tim peneliti.

Baca juga: Lebih dari 3000 Pedagang Malioboro Sudah Divaksin COVID-19, Ajak Wisatawan untuk Berkunjung Lagi

Baca juga: Cakupan Vaksinasi Covid-19 bagi Guru dan Tendik di DI Yogyakarta Capai 60 Persen

Sementara itu, orang-orang yang hanya mendapat satu dosis vaksin mendapat tingkat perlindungan yang jauh lebih rendah.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved