Paket Makanan Misterius Berujung Maut

Update Kasus Sate Beracun Sianida: Polisi Masih Lacak Identitas R hingga Status NA yang Terungkap

Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngandi, mengatakan pihak kepolisian masih terus melacak identitas R.

Kolase Kompas | winsightmedia
NA (kanan), pelaku pengirim paket sate sianida dan sosok pria R yang masih dicari polisi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Polisi masih terus mendalami dan mengembangkan kasus sate beracun sianida yang menewaskan Naba Faiz Prasetya (10).

Sebelumnya, pelaku pengirim paket sate yang mengandung racun sianida tersebut telah diringkus polisi.

Pelaku pengirim sate beracun tersebut adalah NA, perempuan asal Majalengka yang bekerja di Yogyakarta.

Jajaran Satreskrim Polres Bantul pun masih terus mendalami kasus sate beracun sianida, yang terus menggali keterangan dari tersangka, NA (25), perempuan pengirim sate beracun tersebut.

Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngandi, mengatakan pihaknya masih melacak identitas R.

Baca juga: FAKTA-FAKTA Perempuan Pengirim Sate Beracun Bantul, Sempat Punya Hubungan Khusus dengan Target

Baca juga: KASUS Paket Sate Sianida Belum Berakhir, Ide Kirim Racun Muncul dari Sosok Ini

Sosok R sendiri disebut-sebut sebagai orang yang memberikan saran pada NA untuk mengirimi Tomy, target utama pelaku,  dengan paket sate sianida. 

"Fakta baru masih belum ada, kami masih mendalami keterangan yang kemarin terkait R,"katanya, Selasa (04/05/2021).

Ia menyebut anggotanya masih melakukan pelacakan. Pihaknya pun belum mengetahui identitas R.

Sebab NA tidak mengetahui secara detail identitas R. 

"Anggota masih melakukan pelacakan, karena keterangan dari yang bersangkutan (NA) hpnya mati. Menurut keterangan NA, memang yang menyarankan itu si R. Sejak awal R sudah disebut oleh NA. Tetapi hubungan NA dan R sebatas pelanggan saja, tidak tahu identitas detail, termasuk profesi juga belum tahu," ujarnya. 

Polisi ungkap kasus sate maut di Bantul di Mapolres Bantul, Senin (03/05/2021)
Polisi ungkap kasus sate maut di Bantul di Mapolres Bantul, Senin (03/05/2021) (Kolase Tribunjogja.com | Kompas.com | Christi Mahatma | Markus Yuwono)

Pihaknya juga belum berhasil menemukan sisa sianida yang digunakan untuk meracuni makanan.

Dari keterangan tersangka, sianida yang dicampurkan ke bumbu sate. 

"Tersangka kan belinya seperempat kilo, mengakunya dimasukkan hanya satu sedok saja. Satu sendok saja sudah seperti itu akibatnya. Sisanya dibuang,"terangnya. 

Ngadi menambahkan sudah ada sekitar 5 hingga 6 saksi yang diperiksa.

Saksi pun masih bisa bertambah, sebab masih ada saksi ahli dan saksi lain yang akan dimintai keterangan. Termasuk menggali keterangan dari Tomy.

"Saat ini kami masih mengagendakan untuk bertemu T,"tambahnya. 

Status NA

Fakta baru terkait NA (25), perempuan misterius pengirim sate maut terkuak.

Hubungan asmaranya dengan sosok bernama Tomy menarik perhatian lantaran menjadi alasan NA melakukan pembunuhan berencana. 

Ketua RT 03, Cempokojajar, Sitimulyo, Piyungan, Agus Riyanto mengatakan NA adalah warganya yang sudah satu tahun tinggal di Cempokojajar.

Baca juga: Polisi Buru Pria yang Sarankan NA Kirim Paket Sate Beracun Hingga Tewaskan Bocah di Bantul

Baca juga: Pengakuan Pelaku Pengirim Sate Beracun: Beli Racun Sianida via Daring hingga Motif Sebenarnya

Ia pun mengenali sosok Tomy. Bagaimana tidak, NA dan Tomy rupanya telah menikah siri. 

"Tinggal di sini sudah satu tahun, NA kan istri sirinya Tomy. Dulu waktu silaturahmi ke sini berdua. Waktu itu mbak NA sempat telpon orangtuanya, kemudian orangtuanya bilang ke saya nitip anak saya mau tinggal," katanya, Selasa (04/05/2021).

Meski tak menunjukkan bukti keduanya telah menikah siri, Agus percaya keduanya telah menikah secara agama. 

"Ibuknya (NA) bilang kalau sudah menikah secara agama. Kalau menunjukkan bukti enggak, cuma menunjukkan KTP saja. Di sini kan ada peraturan, kalau warga baru wajib lapor," sambungnya.

NA, tersangka pengiriman paket sate beracun, di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021)
NA, tersangka pengiriman paket sate beracun, di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021) (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Ia menyebut NA adalah sosok yang baik. Pria 40 tahun itu pun sempat kaget atas kasus yang menimpa NA.

Ia tidak menyangka NA bisa melakukan hal tersebut.

"Ya sempat kaget, karena kan mbak NA orang baik. Setahu saya kerjanya di kosmetik, bukan di salon. Karena kesibukannya, jadi jarang berkomunikasi dengan warga. Kemarin waktu menempati rumah pertama juga mengundang warga, untuk minta doa," ujarnya.

Pengakuan Keluarga

NA (25), warga asal Desa Buniwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka kini harus berurusan dengan polisi.

Pasalnya, ia menjadi pelaku atas kematian anak pengemudi Ojol di Bantul, Yogyakarta setelah memakan sate beracun yang dikirimnya untuk seseorang. A

lih-alih diberikan ke sasaran yang tak lain mantan kekasihnya sebagai anggota polisi, makanan tersebut justru menjadi petaka bagi keluarga Ojol.

Baca juga: Pengirim Paket Sate Beracun Ditangkap, Terancam Pidana Seumur Hidup hingga Hukuman Mati

Baca juga: Kabar Bandiman Pengemudi Ojol yang Anaknya Jadi Korban Paket Sate Beracun

NA pun kini terancam hukuman mati atau maksimal 20 tahun penjara. Saat ditemui di Dusun Sukaasih, Desa Buniwangi, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, ayah Na, Maman (45) mengatakan bahwa anaknya memang masih berstatus gadis atau single.

Ia tidak mengetahui, perkara asmaranya selama ini, terutama dengan polisi yang disebut-sebut menjadi sasaran pengiriman sate beracun tersebut.

"Belum berkeluarga, masih sendiri. Masih gadis keneh," ujar Maman saat berbincang dengan Tribun, Selasa (4/5/2021).

Selain keluarganya tidak mengetahui kisah asmara yang sedang dijalani anaknya, NA dianggap merupakan sosok gadis yang tertutup.

Polisi melakukan penyelidikan terkait kasus Paket Sate Bakar di Bantul (kiri) | Bandiman pengemudi Ojol yang anaknya jadi korban
Polisi melakukan penyelidikan terkait kasus Paket Sate Bakar di Bantul (kiri) | Bandiman pengemudi Ojol yang anaknya jadi korban (Tribunjogja.com | Dok Polsek Sewon)

Jarang ayahnya atau anggota keluarga lainnya mendapatkan curhatan hati ketika berada di rumah.

"Tidak (cerita cinta dengan polisi), orangnya pendiam soalnya. Kalau di rumah diam saja, di rumah paling 3 hari terus berangkat lagi ke Yogyakarta," ucapnya.

Ia pun kembali menyebut, bahwa komunikasi terakhir dengan NA, yakni saat menjelang bulan puasa. Saat itu, anaknya pulang selama tiga hari.

"Rencana lebaran tuh mau pulang lagi, tapi kemarin saya lihat berita justru anak saya tersandung kasus. Kaget dan masih tidak menyangka sampai sekarang," jelas dia.

( tribunjogja/maw/ tribunjabar )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved