Paket Makanan Misterius Berujung Maut

Penjelasan Bagaimana Racun Kalium Sianida Bisa Membunuh Beserta Tips Pertolongan Pertamanya

Potasium sianida melepaskan gas hidrogen sianida, zat kimia sangat beracun yang mengandung zat asfiksia.

Editor: Rina Eviana
Shutterstock
Ilustrasi 

Tribunjogja.com -Kasus paket beracun yang menewaskan seorang bocah di Bantul beberapa waktu lalu akhirnya terungkap.

Polisi berhasil menangkap pelaku pengirim paket sate beracun yang menewaskan bocah NFP (10) di Sewon, Bantul.

Terkait motif rencana pembunuhan menurut keterangan polisi, tersangka merasa sakit hati oleh Tomy, sosok asli yang seharusnya menerima paket sate beracun  tersebut.

NA, tersangka pengiriman paket sate beracun, di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021)
NA, tersangka pengiriman paket sate beracun, di Mapolres Bantul Senin (3/5/2021) (KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Tersangka mengaku sakit hati karena Tomy menikah dengan perempuan lain. 

Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Burkhan Rudy Satria, mengatakan inisal perempuan tersebut adalah NA (25). Warga asal Majalengka, Jawa Barat tersebut kini ditelah ditahan di Polres Bantul. 

"Setelah kami lakukan penyelidikan selama empat hari, akhirnya kami bisa mengungkap pengirim makanan. Tersangka ditangkap Jumat (30/04/2021) di Potorono, di rumahnya,"katanya saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin (03/05/2021).

Ia menyebut kandungan racun yang ada di bumbu sate tersebut adalah kalium sianida (KCN).

Racun tersebut memang sengaja ditaburkan bumbu sate oleh tersangka.

Racun tersebut dibeli oleh tersangka secara daring. 

Bagaimana Kalium Sianida membunuh?

Dilansir laman resmi CDC, potasium sianida atau kalium sianida berbentuk butiran padat yang menyerupai kristal.

Potasium sianida melepaskan gas hidrogen sianida, zat kimia sangat beracun yang mengandung zat asfiksia.

Saat zat ini masuk dalam tubuh, kemampuan tubuh dalam mengolah oksigen terganggu. Ini sebabnya, orang yang terpapar potasium sianida bisa berakibat fatal.

"Potasium sianida memiliki efek ke seluruh tubuh (sistematik), terutama memengaruhi sistem organ yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah," kata CDC dalam lamannya.

Sistem orang yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah antara lain sistem saraf pusat (otak), sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), dan sistem paru-paru.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved