Kulon Progo

DBD Renggut 2 Korban Jiwa di Kulon Progo Selama 4 Bulan, Pemkab Kembali Giatkan Program Jumantik

DBD Renggut 2 Korban Jiwa di Kulon Progo Selama 4 Bulan, Pemkab Kembali Giatkan Program Jumantik

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Hari Susmayanti
Shutterstock
Ilustrasi DBD 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo mencatat ada dua orang dinyatakan meninggal dunia akibat Deman Berdarah Denque (DBD) selama periode Januari hingga April 2021.

Sementara jumlah orang yang terjangkit DBD pada periode yang sama sebanyak 75 orang. 

"Sehingga kasus kematian akibat DBD ini cukup memprihatinkan. Sebab selama 2020 lalu, dari 347 kasus ada tiga orang yang meninggal. Namun hingga April 2021 ini, sudah ada dua orang yang meninggal," kata Kepala Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Dinkes Kulon Progo, Baning Rahayujati, Senin (3/5/2021). 

Ia menyampaikan, satu orang yang meninggal merupakan warga Bendungan, Kapanewon Wates berusia 7 tahun. 

Dia meninggal pada Februari lalu di RSUP Dr Sardjito. 

Serta seorang lagi warga Durungan, Kapanewon Wates berusia 13 tahun yang meninggal pada April di RSU Kharisma Paramedika Wates. 

Dari kasus kematian akibat DBD itu, Dinkes Kulon Progo telah melakukan fogging di wilayah sekitar temuan kasus. 

Seperti di wilayah Durungan, setelah dilakukan pemeriksaan epidemiologi ditemukan empat orang yang juga mengalami gejala yang sama. 

Baca juga: Ditemui 247 kasus DBD di DI Yogyakarta Sepanjang Tahun 2021

Baca juga: Hingga 17 April 2021, Total Kasus DBD di Kulon Progo Sebanyak 80 Penderita

Keempatnya dirawat di RSUD Wates, RSU Kharisma Paramedika Wates, RS Bethesda dan RS Panti Rapih. 

"Kami juga sudah melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar mengaktifkan kembali juru pemantau jentik (jumantik) baik kader masing-masing RT maupun melalui satu rumah satu jumantik," ucapnya. 

Sebab, lanjut Baning dari hasil pemeriksaaan angka bebas jentik (ABJ) di wilayah yang terdapat kasus kematian akibat DBD masih jauh dari target ABJ. 

ABJ di wilayah Durungan sekitar 82 persen dan wilayah Bendungan hanya 57,1 persen dari target ABJ lebih dari 95 persen. 

Dengan demikian, ia menyebut kesadaran masyarakat untuk melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) perlu ditingkatkan. 

Terbukti dari jentik yang ditemukan masih sangat jauh dari target ABJ. 

Baning merinci dari 75 penderita DBD selama Januari - April 2021, 16 penderita ada di wilayah Wates, 15 penderita di Nanggulan, 10 penderita di Panjatan, 9 penderita di Girimulyo, 4 penderita di Kokap, 5 penderita di Pengasih dan 3 penderita di Lendah. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved