Paket Makanan Misterius Berujung Maut
Penjelasan Ahli Forensik UGM soal Racun dalam Paket Sate Misterius : Dosis Letalnya Cukup Tinggi
Sekali masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi dan bisa menyebabkan kematian dari orang yang mengonsumsi racun tersebut.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
“Tentang racunnya, butuh nama. Racun apa sehingga bisa diketahui cara kerjanya ke tubuh. Racun tikus juga bermacam-macam kan. Saya tidak mau spekulasi,” tandasnya.
Penjelasan Polisi
Sebelumnya, pihak kepolisian akhirnya mengungkapkan jenis racun yang terdapat dalam paket sate misterius yang menjadi penyebab tewasnya Naba Faiz Prasetya (8), anak seorang driver ojek online (ojol) di Bantul beberapa waktu lalu.
Racun tersebut diketahui terdapat pada bumbu sate yang dikirimkan oleh perempuan misterius melalui Bandiman, pengemudi ojol yang sekaligus ayah Naba.
Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara resmi telah memberikan hasil pemeriksaan laboratorium sampel makanan yang menewaskan Naba ke polisi.
Baca juga: Lanjutan Kasus Paket Sate Bakar Kiriman Perempuan Misterius, Polisi Buru Saksi Lain
Baca juga: Kandungan Paket Sate Maut yang Dikirim Perempuan Misterius, Tunggu Hasil BBTKLPP
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, paket sate maut yang diberikan oleh seorang wanita muda tersebut positif mengandung racun jenis C.
Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan racun tersebut terdapat dalam bumbu kacang dari sate.
"(Hasil pemeriksaan laboratorium) sudah keluar hari ini, tetapi bentuk fisiknya belum kami terima. Hasilnya positif mengandung racun, jenisnya C. Ada di bumbunya,"katanya, Kamis (29/04/2021).
Ia enggan menjelaskan secara spesifik racun tersebut. Hanya saja AKP Ngadi menyebut racun tersebut mudah didapatkan.
"Racun mudah didapatkan, bentuknya bisa cair bisa padat. Di apotas ada, di racun tikus juga ada,"sambungnya.

Dengan keluarnya hasil pemeriksaan makanan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta agar hasil fisik pemeriksaan bisa segera dikirimkan. Sehingga bisa bahan penyelidikan lebih lanjut.
Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Bantul terkait perlu tidaknya autopsi.
"Untuk autopsi kami berkoodinasi dengan kejaksaan. Apakah sudah cukup dengan hasil pemeriksaan makanan atau perlu autopsi. Untuk autopsi perlu bedah makam,"ujarnya.
Hingga saat ini, pihaknya masih mendalami kematian Naba.
Sudah ada sekitar lima saksi yang diperiksa, mulai dari keluarga Naba hingga Tomy sang penerima makanan yang asli.