Paket Makanan Misterius Berujung Maut
Penjelasan Ahli Forensik UGM soal Racun dalam Paket Sate Misterius : Dosis Letalnya Cukup Tinggi
Sekali masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi dan bisa menyebabkan kematian dari orang yang mengonsumsi racun tersebut.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Teka-teki racun yang ada dalam paket sate misterius yang menewaskan Naba Faiz Prasetya atau NFP (8), bocah asal Bantul, akhirnya terkuak.
Dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), paket sate maut yang diberikan oleh seorang perempuan muda tersebut positif mengandung racun jenis C.
Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF, mengatakan racun itu dipastikan memiliki dosis letal yang cukup tinggi.
Dengan begitu, sekali masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi dan bisa menyebabkan kematian dari orang yang mengonsumsi.
“Racun biasanya memiliki lethal dose atau dosis letal. Artinya, racun yang menyebabkan suatu kematian itu berarti memiliki dosis yang sudah di ambang batas atas tubuh konsumen,” katanya kepada Tribun Jogja.
Baca juga: Penjelasan Polisi Terkait Jenis Racun dalam Bumbu Sate yang Tewaskan Anak Driver Ojol di Bantul
Baca juga: Kepala Labkesda Dinkes DIY Serahkan Hasil Kandungan Racun pada Sate yang Tewaskan Bocah di Bantul
Bisa dibilang, dosis letal adalah ukuran yang biasa dipakai untuk menggambarkan derajat toksisitas suatu bahan.
Namun, perempuan yang akrab disapa Lipur itu tidak paham mengenai racun jenis C yang disebutkan oleh kepolisian.
“Jenis C itu apa? Golongannya C atau inisialnya C?” tanyanya.
Lantaran ketidakjelasan tersebut, dirinya enggan berspekulasi lebih lanjut mengenai racun yang berada di bumbu paket sate itu.
Ia hanya bisa memastikan, jika racun yang dikonsumsi NFP itu memang membuatnya mual dan muntah.
Menurutnya, itu adalah mekanisme awal tubuh untuk menolak masuknya benda asing ke dalam organ-organ tubuh.
“Kalau racun masuknya lewat mulut, ya pasti akan mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Kalau racun bentuknya gas, yang terganggu nanti pernafasannya,” beber Lipur.

Ditanya tentang bentuk racun, Lipur lagi-lagi tidak mau berspekulasi.
Hal ini karena ada cukup banyak bentuk racun, termasuk cair, padat bahkan kristal.