Hasil Pemeriksaan Lab Deteksi Kandungan Racun Pada Paket Sate Maut, Dosisnya Mematikan
Dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), paket sate maut
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Teka-teki racun di paket sate misterius yang menewaskan NFP (8), bocah asal Bantul akhirnya terkuak.
Dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), paket sate maut yang diberikan oleh seorang perempuan muda tersebut positif mengandung racun jenis C.
Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF mengatakan racun itu dipastikan memiliki dosis letal yang cukup tinggi.
Baca juga: Menpora Buka Rakernas ISORI di UNY, Ingin Sarjana Olahraga Turut Bangun Negeri
Dengan begitu, sekali masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi dan bisa menyebabkan kematian dari orang yang mengonsumsi.
“Racun biasanya memiliki lethal dose atau dosis letal. Artinya, racun yang menyebabkan suatu kematian itu berarti memiliki dosis yang sudah di ambang batas atas tubuh konsumen,” katanya kepada Tribun Jogja, Rabu (28/4/2021).
Bisa dibilang, dosis letal adalah ukuran yang biasa dipakai untuk menggambarkan derajat toksisitas suatu bahan.
Namun, perempuan yang akrab disapa Lipur itu tidak paham mengenai racun jenis C yang disebutkan oleh kepolisian.
“Jenis C itu apa? Golongannya C atau inisialnya C?” tanyanya.
Lantaran ketidakjelasan tersebut, dirinya enggan berspekulasi lebih lanjut mengenai racun yang berada di bumbu paket sate itu.
Ia hanya bisa memastikan, jika racun yang dikonsumsi NFP itu memang membuatnya mual dan muntah.
Itu adalah mekanisme awal tubuh untuk menolak masuknya benda asing ke dalam organ-organ.
Baca juga: Pemkab Magelang Pastikan Stok dan Harga Bahan Pokok Saat Lebaran Stabil
“Kalau racun masuknya lewat mulut, ya pasti akan mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Kalau racun bentuknya gas, yang terganggu nanti pernafasannya,” beber Lipur.
Ditanya tentang bentuk racun, Lipur lagi-lagi tidak mau berspekulasi. Hal ini karena ada cukup banyak bentuk racun, termasuk cair, padat bahkan kristal.
“Tentang racunnya, butuh nama. Racun apa sehingga bisa diketahui cara kerjanya ke tubuh. Racun tikus juga bermacam-macam kan. Saya tidak mau spekulasi,” tandasnya. (ard)