PSS Sleman
PSS Sleman Masih Akan Berbenah Untuk Liga 1, Kemungkinan Merombak dan Menambah Pemain
PSS Sleman mengawali turnamen pramusim dengan sedikit terseok-seok. Pada laga perdana babak penyisihan grup, mereka sudah dipaksa menyerah 1-2
Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - PSS Sleman mengawali turnamen pramusim dengan sedikit terseok-seok. Pada laga perdana babak penyisihan grup, mereka sudah dipaksa menyerah 1-2 oleh Madura United.
Kemudian di pertandingan selanjutnya PSS Sleman meraih sekali hasil seri, namun dapat ditutup dengan apik dengan kemenangan atas Persebaya dengan skor tipis 1-0, dan sebelumnya mengalahkan Persik Kediri dengan skor yang sama.
Lantas laga tersebut membawa PSS Sleman bercokol di pucuk klasemen Grup C dengan raihan tujuh poin menang head to head dengan posisi kedua Persebaya yang kebobolan lebih banyak.
Dari awal pihak manajemen memang tidak menargetkan PSS mendapat juara, lantaran turnamen pramusim ini hanya sebagai ajang persiapan untuk kompetisi yang lebih beken, Liga 1 2021.
Baca juga: Hari Pertama Simulasi Pembelajaran Tatap Muka di Kota Yogyakarta, Kadisdikpora: Kita Evaluasi Lagi
Bahkan di tengah perjalanan, publik Sleman sempat menggaungkan tagar #DejanOut sebagai bentuk ketidakpuasan dengan kinerja pelatih PSS Sleman, padahal timnya memiliki segudang pemain bertabur bintang.
Semakin ke sini, PSS Sleman pun ternyata berhasil lolos fase grup sebagai pemuncak klasemen, hingga berhasil mengalahkan tim raksasa sekaligus juara bertahan Liga 1, Bali United, meski harus lewat adu penalti yang berakhir dengan skor telak 4-2.
Tiba di semi final, PSS Sleman yang semakin percaya diri harus melawan Persib Bandung yang belum pernah dikalahkannya selama 17 tahun. Dalam ujian ini PSS pun harus menyerah dengan kalah di dua leg.
Namun permainan melawan Persib dianggap publik sebagai salah satu permainan terbaik PSS meski harus menelan kekalahan. Saat itu Bagus Nirwanto dkk menunjukan kelasnya dengan permainan yang enak disaksikan.
Tak sampai di situ, PSS yang kalah di fase semi final kemudian berhadapan dengan PSM Makassar untuk perebutan juara 3.
Pada laga tersebut PSS Sleman kehilangan banyak pemain pilarnya yang kerap tampil sebelumnya.
Mereka pun mau tidak mau menurunkan pemain yang bahkan belum pernah diberi kesempatan di laga-laga sebelumnya, semisal Fandry Imbiri dan Dendi Agustan.
Pada laga tersbut juga terlihat Wahyu Sukarta yang biasanya dipasang sebagai gelandang harus turun ke belakang menjadi bek tengah.
Terbukti meski PSS memainkan pemain lapis keduanya, mereka mampu menyabet posisi 3 dengan menumbangkan PSM 2-1.
Menariknya sejak pertengahan babak pertama, Fandry Imbiri diusir dari lapangan oleh sang pengadil pertandingan, Thoriq Alkatiri.
Dengan hasil tersebut maka PSS Sleman memiliki banyak catatan penting untuk mempersiapkan diri serta dalam Liga 1 2021 yang direncakanan dihelat pada bulan Juli besok.
Dirunut dari segi taktik, PSS Sleman yang memiliki banyak gelandang apik dan lincah seperti Kim Jeffrey Kurniawan, Ocvian Chanigio,dan Wahyu Sukarta terkesan minim gaya bermain.
PSS terlihat lebih banyak mengandalkan umpan-umpan lambung panjang, ketimbang bermain operan pendek satu dua sentuhan.
Serperi contoh saat PSS melawan Bali United di perdelapan besar. Pertandingan tersebut lebih banyak didominasi oleh lawan.
Di sana PSS hanya mengandalkan serangan balik cepat lewat sayapnya, Irfan Jaya dan Irkham Mila. Kedua pemain tersebut memang memiliki kecepatan berlari dan umpan yang baik, hanya saja skema tersebut mudah dipatahkan oleh pemain lawan dengan memotong arah umpan kepada pemain tersebut.
Di lini serang, PSS Sleman dihuni oleh nama-nama pemain lokal seperti Saddam Gaffar, Irfan Bachdim, dan Rafi Angga. Ketiga striket tersebut biasanya dibantu oleh pemain lain yang memiliki kemampuan menyerang semisal Nico Velez, Irfan Jaya, Irkham Mila, dan Arsya Yusgiantoro.
Dalam catatan, dari nama-nama tesebut hanya beberapa pemain saja yang mampu mencetak gol. Saddam Gaffar mencetak dua gol lewat open play, Irfan Bachdim mencetak satu gol lewat penalti, Irfan Jaya dengan dua lewat bola mati dan penalti, dan Irkam Mila satu gol lewat open play.
Catatan tersebut bisa dikatakan PSS Sleman belum memiliki pemain depan yang mumpuni. Rafi Angga yang diberikan kesempatan dua kali lagapun tidak bisa berbicara banyak, bahkan dirinya kerap kesulitan mendapat peluang.
“Kami adalah tim baru dengan tujuh pemain baru. Kami pun melakukan latihan bersama sejak tiga minggu lalu. Performa kami tidak mengecewakan, tetapi tetap butuh berbenah," tegas Dejan Antonic ketika pertengahan Piala Menpora 2021 berlangsung.
Dejan kemudian meyakinkan jika skuatnya akan lebih maksimal ketika bermain di Liga 1. Pasalnya kesempatan untuk merombak pemain dengan bahan evaluasi dari turnamen pramusim akan dilakukannya.
Ia pun mengatakan akan mencari satu lagi pemain asing untuk mengisi pos pemain pemain depan. Satu nama yang santer disebut-sebut ialah pemain asal Austria, Tomas Simkovic.
Hanya saja posisi alami dari pemain ini adalah gelandang serang dan sayap kanan kiri. Maka jika ia jadi didatangkan, Nico Velez akan menjadi pemain yang mengisi pos depan bersama Saddam dan Rafi Angga.
Selain itu slot pemain asing akan sepenuhnya diisi. Membaca reguliasi yang ada, kuota pemain asing untuk Liga 1 sebenyak empat orang, dengan rincian tiga orang non Asia, dan satu pemain dari Asia.
PSS Sleman telah memiliki dua pemain non Asia, yakni Nico Velez dari Argentina dan Mario Maslac dari Serbia. Sedangkan slot pemain asing Asia diisi oleh Aaron Evans dari Australia.
Sementara di barisan belakang terdapat Mario Maslac, Asyraq Gufron, Fabiano Beltarme, dan Fandry Imbiri. Jika melihat performa keempat pemain tersebut di Piala Menpora hanya Fandry Imbiri yang berkesempatan memainkan laga dengan waktu yang singkat.
Pada laga pamungkas PSS pun terlihat barisan belakang PSS Sleman terkesan minim materi. Hingga Wahyu Sukarta yang biasanya mengisi pos tengah harus turun mengikuti skema dua bek tengah dan dua bek sayap.
Sementara Aaron Evans yang biasanya bermain sebagai centre, ia kerap dirotasi oleh Dejan ke lini tengah untuk membantu Kim mengalirkan bola ke depan.
Kurangnya opsi tersebut dapat membuat Dejan merombak komposisi pemain untuk Liga 1. Menurut asisten manajer PSS Sleman, M Eksan, bahwa PSS dalam waktu beberapa hari kedepan belum ada rencana untuk merombak pemain, kemungkinan akan dilakukan evaluasi lebih dulu.
"Belum ada info terkait perombakan, nanti akan ada evaluasi lebih dulu," katanya saat dihubungi Tribun Jogja, Rabu (28/4/2021).
Jika melihat fakta, ada dua nama yang bisa saja didepak PSS menjelang kompetisi Liga 1. Pertama Arthur Irawan yang memiliki posisi asli sebagai bek sayap kerap dimaikan Dejan dengan beberapa opsi posisi, namun Arthur sama sekali tidak bisa menjawab kepercayaan pelatih dengan penampilanya.
Terhitung, Arthur bermain sebanyak empat kali sebagai sebelas pertama selama Piala Menpora 2021. Ia pun dianggap sebagai pemain yang minim kontribusi dan permainannya seperti orang kebingungan.
Baca juga: Masjid Jogokaryan Terima Donasi TKW di Hongkong dan Pengusaha Tambang untuk Ganti KRI Nanggala-402
Laga terakhirnya adalah laga penentuan dan krusial saat berhadapa dengan Persib Bandung di leg kedua semi final. Arthur terlihat ditempatkan sebagai pemain sayap depan, namun ia hanya terlihat berlari kesana kemari dan tidak bisa membuka peluang maupun membantu rekannya.
Pemain kedua adalah Derry Rachman. Pemain yang berposisi sebagai bek sayap ini sering membuat blunder bagi PSS Sleman. Salah satunya ketika menghadapi PSM Makassar di laga penetuan juara 3.
Satu momen yang menarik perhatian ketika Derry berduel dengan Yacob Sayuri dan terjatuh keluar lapangan, hingga penyerang PSM itu bisa keluar dari tekanan.
Pasalnya yang dilakukan Derry setelah terjatuh bukan langsung mengejar Yacob, namun mencoba protes terhadap wasit dengan mengangkat kedua tangannya. Sesaat Dejan yang berdiri di samping lapangan dekat Derry terjatuh, mendorongkan tangannya ke kepala Derry, memberi sinyal agar cepat berdiri dan mengejar bola.
Selain itu Derry juga kerap melakukan pelanggaran tidak perlu di wilayahnya, bahkan hingga ia menerima kartu kuning.
Dengan demikian, kemungkinan untuk merombak dan menambah pemain di kubu PSS bisa saja terjadi. Dalam regulasi disebutkan apabila kuota pemain yang bisa didaftarkan untuk Liga 1 sebanyak 33 pemain, dan hingga kini sebanyak 30 pemain, masih ada tiga slot kosong yang memungkinkan juga untuk menggeser pemain yang kerap bermain reguler sebelumnya. (tsf)