Hari Pertama Simulasi Pembelajaran Tatap Muka di Kota Yogyakarta, Kadisdikpora: Kita Evaluasi Lagi
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mulai melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka di lima SD di wilayahnya, Rabu (28/4/2021).
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mulai melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka di lima SD di wilayahnya, Rabu (28/4/2021).
Kelima SD itu yakni SD Margoyasan, SD Lempuyangwangi, SD Muhammadiyah Karangkajen, SD Tegalrejo 1, hingga SD Serayu.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santoso Asrori mengatakan, simulasi berjalan baik, di mana semua SD telah menerapkan prokes secara disiplin.
Hanya saja, pihaknya bakal melakukan rangkaian evaluasi, untuk beberapa perbaikan.
Baca juga: Masjid Jogokaryan Terima Donasi TKW di Hongkong dan Pengusaha Tambang untuk Ganti KRI Nanggala-402
"Sudah cukup bagus penerapan protokol kesehatannya. Tadi saya lihat di beberapa SD. Tapi, nanti kita tetap evaluasi lagi, terutama saat jam keluar sekolah," terangnya.
Selain soal prokes, Budi juga menyoroti sejumlah guru yang langsung memberikan bahan pembelajaran pokok pada hari pertama simulasi.
Menurutnya, para pengajar harus sabar, dan tak perlu tergesa-gesa. Sebab, yang terpenting ialah, memulihkan optimisme siswa terlebih dahulu.
"Yang jelas kegiatannya kita arahkan agar anak-anak bisa senang dulu, biar fun. Tadi masih ada yang langsung masuk materi. Makanya, itu jadi bagian evaluasi kami. Tapi, itu bisa dipahami, guru persepsinya banyak," katanya.
"Sekarang yang penting bagaimana cara mengembalikan optimisme anak, untuk kembali belajar di sekolah, dengan situasi dan cara-cara yang berbeda, karena harus sesuai protokol kesehatan, ya," tambah Kadisdikpora.
Ia juga menyampaikan, pemerintah tidak memaksa semua siswa agar bersedia mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka di lima sekolah tersebut. Pasalnya, bagaimanapun, restu dari orang tua, atau wali adalah mutlak.
Baca juga: Jokowi Minta Daerah Percepat Vaksinasi Covid-19, 2.460 Dosis Tersimpan di Gudang Farmasi Dinkes DIY
"Mereka (orang tua atau wali murid) pasti harus melihat kesiapannya sekolah bagaimana. Seperti tadi di SD Serayu, dari 121 anak, ada 21 yang tidak masuk. Ada yang di luar kota, atau masih takut, itu wajar. Pembelajaran daring dilayani juga, tetap dilakukan," ungkap Budi.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, simulasi hari pertama ini digulirkan sesuai dengan rencana. Yakni, KBM selama 120 menit, dengan jumlah siswa maksimal 12 anak per kelas, serta tanpa memakai sistem shift. Kemudian, uji coba tersebut hanya bagi siswa kelas IV dan V saja.
"Dimulai kelas IV dan V dulu, ya, karena skemanya memang dari atas. Jadi hari ini kelas V yang masuk sekolah, lalu besoknya kelas IV yang masuk," jelasnya. (aka)