KISAH HARI-HARI AKHIR ADOLF HITLER : Kabar Pengkhianatan Himmler Mengguncang Seisi Bunker

Menurut Hanna Reistch, wajah Hitler berubah drastis menjadi merah padam, mengkerut, lalu menyembur sumpah serapah

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
telegraph
Hari-hari terakhir menjelang kejatuhan Adolf Hitler 

Sesudah siuman, Hitler mengungkapkan kepada pengikut di sekelilingnya, pengkhianatan Himmler adalah yang paling keji. Goering dianggap tak setia, tapi ia masih menyampaikan pesan untuk bertindak atas nama Third Reich.

Himmler sama sekali tak mengatakan apapun, sampai kabar itu sampai ke telinga Fuhrer.

Berita-berita berikutnya menghujani bunker. Semua serba buruk. Pasukan Rusia sudah berada satu blok saja dari area bunker.

Dalam hitungan jam, Tentara Merah dipastikan akan mencapai lapangan di atas bunker.

Derap sepatu dan teriakan kemarahan mereka sudah ada di Postdamerplatz, satu blok jauhnya dari Istana Berlin. Hitler pada akhirnya mengambil keputusan terakhir dalam hidupnya.

Baca juga: Akhir Tragis Satu-satunya Pria yang Menolak Memberi Hormat Kepada Hitler

Hari berganti, tanggal berpindah sesudah rangkaian kabar buruk. Dini hari 29 April 1945, Adolf Hitler meresmikan pernikahannya dengan Eva Braun, yang selama ini menemaninya. Pesta sederhana di bunker diikuti penulisan surat wasiat oleh Hitler.

Fuhrer kemudian memerintahkan Marsekal Ritter von Greim dan Hanna Reitsch keluar bunker, memobilisasi Lutwaffe yang tersisa. Mereka diperintahkan membombardir kubu-kubu pasukan Rusia di Berlin, menggunakan segala daya yang tersisa.

Greim dan Reistch juga diperintahkan mencari Himmler, dan memenjarakannya. Di bunker, saat itu sudah ditahan Fegelain, perwira penghubung Himmler ke Fuhrer. Dua hari sebelumnya, ia kabur tapi bisa ditemukan polisi SS.

Ia didakwa terlibat pengkhianatan Himmler. Atas perintah Hitler, Fegelain di hari terakhir sebelum kejatuhan Kerajaan Ketiga, dibawa ke lapangan di atas bunker, lalu ditembak mati. Fegelain ini bukan sembarang orang.

Baca juga: Setia Sampai Mati dan Kejam Pada Musuh, Kisah Pasukan Pengawal Hitler yang Tak Kenal Belas Kasihan

Istrinya adalah adik Eva Braun, istri Hitler yang baru saja dia nikahi resmi. Eva Braun tidak berusaha sedikitpun menyelamatkan, sekalipun ia suami adik kandungnya.

“Kasihan Adolf Hitler,” isak Eva Braun kepada orang-orang dekatnya yang selamat melewati peperangan. “Ditinggalkan dan dikhianati semua orang,” imbuh Eva Braun yang meminta Hitler resmi menikahinya di saat-saat terakhir hidup mereka.

Bagi Hitler, pernikahan hanya akan mengganggu kesempurnaan dirinya sebagai pemimpin partai dan Jerman, dan Kerajaan Ketiga. Tapi pada akhirnya Hitler menyerah, mengikatkan pernikahan hanya beberapa jam saja sebelum mereka menemui ajal.

Hadir dalam upacara kecil itu Goebbels dan beberapa pejabat Berlin yang tersisa.

Dokumen pernikahan Hitler-Braun masih selamat melewati akhir peperangan. Dari dokumen itu tergambar suasana ‘perkawinan maut’ antara keduanya.

Hitler dan Braun sama-sama berusmpah sebagai keturunan murni ras Arya, dan tidak memiliki penyakit keturunan yang bisa menodai perkawinan mereka sesuai ideologi Nazi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved