Tak Kalah oleh Usia, Guru SDN Sidorejo Kebumen Antusias Pelajari Media Pembelajaran Daring
Meski telah berusia senja, sejumlah guru di SD Negeri Sidorejo yang terletak di Desa Sidorejo, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, pantang menyerah
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Meski telah berusia senja, sejumlah guru di SD Negeri Sidorejo yang terletak di Desa Sidorejo, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, pantang menyerah untuk meningkatkan kemampuan mengajar dengan sistem daring.
Melalui program Kampus Mengajar, semangat mereka disaksikan langsung oleh beberapa mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang terjun untuk membantu guru-guru itu.
Kampus Mengajar merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.
Baca juga: UMY Gelar Vaksinasi Kedua untuk 1.691 Civitas Akademika
Mahasiswa yang lolos seleksi program Kampus Mengajar angkatan 1 tahun 2021 ditempatkan di SD di seluruh Indonesia yang terakreditasi C dan berada di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Salah satu sekolah yang menjadi sasaran program Kampus Mengajar yaitu SD Negeri Sidorejo yang terletak di Desa Sidorejo, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini terakreditasi C dan memerlukan bantuan untuk meningkatkan mutu dan layanan pendidikan, baik dari proses belajar mengajar maupun kemampuan IT dewan guru untuk mendukung pembelajaran.
Mahasiswa Kampus Mengajar yang diterjunkan di sini adalah Aji Nur Wijaksono dan Bimo Laksono Mahardika dari UNY, Khikmatus Sangadah dan Fathan Masruri dari Universitas Negeri Semarang, serta Irma Oktiana dari Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Selama pengabdian, mahasiswa menyusun program kerja yang akan dilaksanakan, salah satunya pelatihan IT untuk dewan guru.
Pelatihan IT untuk dewan guru dilaksanakan pada awal April 2021. Materi yang disampaikan yaitu terkait media pembelajaran powtoon.
Menurut Aji Nur Wicaksono, pemilihan media pembelajaran tersebut disebabkan media powtoon dapat menggabungkan presentasi materi dengan suara langsung dari guru serta animasi-animasi yang menarik.
Sehingga harapannya ketika guru mengaplikasikan dalam proses pembelajaran siswa akan lebih senang dan tertarik dengan materi yang disampaikan.
“Media pembelajaran powtoon merupakan media pembelajaran berbasis video yang menggabungkan tiga aspek, yaitu materi pembelajaran, karakter animasi, dan suara dari guru,” kata Aji.
Selain itu, media ini dilengkapi fitur animasi sangat menarik di antaranya animasi tulisan tangan, animasi kartun, dan efek transisi yang lebih hidup serta pengaturan timeline yang sangat mudah, sehingga jauh lebih efisien dan efektif untuk membawa materi video yang lebih hidup.
Bimo Laksono Mahardika menambahkan, kegiatan pelatihan IT diikuti oleh 6 guru, yaitu kepala sekolah, guru kelas 1, guru kelas II, guru kelas III, serta 2 orang guru kelas IV.
“Dalam mengajarkan Powtoon ini memerlukan kesabaran yang luar biasa karena banyak guru yang akan memasuki usia pensiun dalam 3-5 tahun ke depan” kata Bimo.