Mudik 2021, Kondisi Penumpang Bus Menuju Luar Yogyakarta di Terminal Jombor
Suasana di Terminal Jombor, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Sleman -- Suasana di Terminal Jombor, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tampak lebih ramai dibanding hari biasanya pada awal pekan ini.
Calon penumpang berdatangan, membawa tas dan ransel, lalu - lalang diseputar terminal, dan ada juga yang duduk-duduk menunggu bus berangkat.
Petugas Operator Terminal Jombor, Herman Jaya mengatakan, kedatangan calon penumpang di terminal Jombor sudah mulai ramai sejak beberapa hari lalu.
Peningkatan gelombang penumpang dikisaran 30 persen dibanding hari biasanya.
Pada hari Kamis misalnya, jumlah penumpang luar provinsi tercatat, 639 orang.
Sehari berikutnya, Jumat dan Sabtu-- jumlah penumpang dengan jurusan serupa meningkat, tercatat 1.683 orang.
"Paling banyak tujuan Jakarta. Kemudian pulau Sumatera, seperti Lampung, Riau dan Palembang," kata dia, Senin (26/4/2021).
Gelombang warga menuju kampung halaman sudah mulai terlihat.
Herman berpendapat adanya pengetatan perjalanan dalam negeri yang diberlakukan pada tanggal 22 April - 5 Mei 2021 tidak berpengaruh signifikan.
Bahkan, Ia memprediksi gelombang penumpang ini akan terus menggeliat, seiring mulai mendekati waktu lebaran.
Puncaknya, diperkirakan terjadi pada awal Mei 2021 mendatang.
Sebab, Pemerintah secara resmi melarang aktivitas mudik pada tanggal 6 - 17 Mei 2021.
Pada tanggal itu, berdasarkan informasi diterima, sejumlah Perwakilan PO di terminal Jombor yang membuka trayek jurusan ke luar Provinsi ditutup sementara.
Nantinya, bus menuju luar provinsi beroperasi terakhir tanggal 5 Mei dan setelah itu, akan ditarik ke garasi masing-masing.
Selama Pelarangan mudik, terminal tipe B di Sleman itu tidak ada penutupan.
"Terminal Jombor tetap operasional khusus untuk lokal. Melayani trans (Jogja) dan bus dalam kota," katanya.
PO Bus Terminal Jombor Istirahatkan Armada
Perusahaan Otobus (PO) yang membuka trayek antar kota antar propinsi (AKAP) di Terminal Jombor, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tak berkutik setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan meniadakan kegiatan mudik.
Agen perwakilan PO Puspa Jaya dan Agra Mas, Tri Asih mengungkapkan, adanya kebijakan larangan mudik, sangat berpengaruh luar biasa terhadap calon penumpang. S
ebelum kebijakan tersebut diumumkan, penumpang menuju Jakarta masih mending. Bus Agra Mas dalam sehari masih bisa memberangkatkan tiga armada, didalamnya masing-masing bisa bawa penumpang 20 orang. "Sekarang cuma isi 5 - 10 orang saja," tutur dia, Senin (26/4/2021).
Penumpang tujuan Jakarta menurutnya masih relatif sepi. Bahkan dibanding, saat sebelum pandemi, mengalami penurunan sekitar 75 persen. Saat ini, gelombang yang cukup ramai adalah penumpang PO Puspa Jaya jurusan Sumatera. Meskipun tidak seramai sebelum ada pandemi, namun mulai ada peningkatan dibanding hari-hari biasa.
Warga Sumatera yang selama ini domisili di Yogyakarta mudik lebih awal. Terutama para mahasiswa. Gelombang penumpang ini diperkirakan akan terus meningkat hingga awal Mei tepatnya sebelum larangan mudik tanggal 6 - 17 Mei diberlakukan.
Pada tanggal tersebut, pihaknya mengaku akan mengikuti aturan dari pemerintah dengan mengistirahatkan armada.
"Puspa Jaya berangkat terakhir dari Jombor tanggal 4 Mei. Sampai Jakarta tanggal 5 sehingga masih bisa menyeberang. Sedangkan, Agra mas menuju Jakarta, terakhir berangkat dari sini tanggal 5 Mei," jelas dia.
Pepen, panggilan akrab Tri Asih, berharap kedepan pemerintah lebih memperhatikan nasib pelaku jasa transportasi.
Kalau dirinya boleh usul, mudik tidak seharusnya dilarang. Mudik tetap diperbolehkan namun dengan syarat Protokol Kesehatan ketat. Misalnya saja, dari kapasitas kursi 30 penumpang maka diperbolehkan beroperasi hanya dengan 50 persen saja atau 15 orang.
"Harapannya, biar armada Bus masih bisa tetap jalan," kata dia. ( Tribunjogja.com | Rif )