KRI Nanggala 402 Belum Ditemukan, Ini Analisis Ahli Terkait Sejumlah Kemungkinan yang Terjadi

Upaya pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali sejak Rabu (21/4/2021) masih belum membuahkan hasil

Editor: Muhammad Fatoni
INDONESIA MILITARY / AFP
Foto tak bertanggal dari Militer Indonesia yang dirilis pada 21 April 2021 ini menunjukkan kapal selam kelas Cakra Indonesia KRI Nanggala 402 (C) berangkat dari pangkalan angkatan laut di Surabaya. Militer Indonesia mengatakan sedang mencari kapal selam dengan 53 awak di dalamnya setelah kehilangan kontak dengan kapal tersebut selama latihan angkatan laut di lepas pantai Bali pada 21 April 2021. 

Cadangan oksigen

Sebelumnya diberitakan, Kadispen AL Yulius Widjojono, menyatakan bahwa cadangan oksigen yang ada di KRI Nanggala-402 dapat bertahan hingga 72 jam, atau sampai Sabtu (24/4/2021) pukul 03.00 WIB.

Kendati demikian, hingga Sabtu (24/4/2021) pukul 14.00 WIB, kapal selam tersebut masih belum juga ditemukan.

Timbul kekhawatiran bahwa para awak yang berada di dalam KRI Nanggala-402 terancam kehabisan oksigen.

Menanggapi hal itu, Connie menjelaskan bahwa kapal selam tersebut memiliki cara lain untuk menyuplai oksigen, selain mengandalkan cadangan yang sudah disiapkan.

"Dalam kapal selam itu, memang ada oksigen murni, yang dibekukan lah istilahnya, untuk mereka pakai secara normal. Nah itu yang dianggap 72 jam akan habis," kata Connie.

Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

"Tetapi, di setiap kapal selam itu ada alat yang bisa mengubah karbon atau napas yang kita buang itu menjadi oksigen lagi," tambah dia.

Menurut Connie, dengan adanya alat tersebut, meski dengan kemampuan terbatas, pihaknya meyakini bahwa masih ada waktu lebih dari 72 jam untuk menyelamatkan awak kapal.

Terlalu Dalam

Sejumlah ahli dari luar negeri menyebutkan, KRI Nanggala-402 berada pada kedalaman yang sulit dijangkau.

Sekretaris Submarine Institute of Australia, Frank Owen, mengatakan kapal selam tersebut tenggelam sangat dalam.

Menurutnya, kondisi tersebut membuat tim penyelamat sangat sulit untuk menjangkaunya sebagaimana dilansir Associated Press.

"Sebagian besar sistem penyelamatan kapal selam mampu mencapai kedalaman sekitar 600 meter," kata Owen, mantan kru kapal selam yang kini ikut mengembangkan sistem penyelamatan kapal selam di Australia.

Dia menambahkan, kapal selam bisa menyelam lebih dari itu. Namun, sistem lain seperti pompa dan sistem lain kurang bisa mendukung.

"Jadi kapal itu bisa bertahan di kedalaman itu, tapi belum tentu bisa beroperasi," sambung Owen.

Baca juga: Update Terbaru Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402, Bantuan dari Singapura Datang

Baca juga: Dugaan Penyebab Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala 402 Menurut Peneliti LIPI dan Pengamat Militer

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved